Denpasar (ANTARA) - Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu mengatakan akan terus mengintensifkan edukasi mengenai literasi keuangan kepada komponen masyarakat di Pulau Dewata agar tidak mudah terjebak pinjaman online (pinjol) ilegal.
"Dalam edukasi itu juga kami sampaikan pengelolaan keuangan yang baik karena itulah jendela untuk membuat inklusi keuangan yang bertanggung jawab," kata Puji Rahayu di Denpasar, Senin.
Dengan masyarakat tahu pengelolaan keuangan yang baik, ujar dia, maka mereka bisa tahu diantaranya ketika akan bermain saham tidak boleh dengan menggunakan uang "panas" atau uang pinjaman.
Untuk pengelolaan keuangan yang baik, Puji Rahayu mencontohkan sebaiknya uang yang dimiliki digunakan sebesar 40 persen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, 30 persen maksimal untuk membayar hutang, 20 persen untuk investasi dan 10 persen untuk kegiatan sosial.
"Kalau itu disiplin diterapkan, itu harapannya efek domino akan tersosialisasi sehingga masyarakat juga bisa lebih waspada terhadap modus penipuan transaksi keuangan digital," ucap Puji Rahayu yang merupakan satu-satunya kepala regional OJK perempuan di Indonesia ini.
Ia menyampaikan, selama ini berdasarkan hasil survei, korban pinjol ilegal kebanyakan itu mereka istilahnya gali lubang tutup lubang atau menutup pinjaman yang satu dengan kembali membuka pinjaman di tempat yang lain. Oleh karena itu, menjadi penting pengelolaan keuangan yang baik.
Baca juga: OJK Bali Nusra upayakan kerjasama tingkatkan inklusi keuangan
OJK Regional 8 Bali dan Nusra untuk memberikan edukasi terkait literasi keuangan kepada masyarakat Bali, sebelumnya telah rutin menggelar kegiatan melalui program OJK Ngiring ke Banjar.
Melalui program tersebut disampaikan pengenalan OJK, waspada investasi ilegal, cerdas memilih produk investasi, serta waspada modus-modus penipuan transaksi keuangan digital.
Selain itu, kini juga dirancang program edukasi literasi keuangan kepada masyarakat dari lingkungan terdekat dengan kantor OJK dengan menyisir mulai jarak satu kilometer, tiga kilometer dan seterusnya.
Tidak hanya menyasar warga adat dan pelajar yang selama ini programnya sudah berjalan, juga menyasar ibu-ibu PKK bahkan kelompok Pramuka.
Baca juga: Pemkot Denpasar gandeng OJK tangani sampah dari hulu
Bahkan Puji Rahayu berharap dapat menggandeng para mahasiswa yang mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sebelumnya telah diberikan ToT (training of trainer) agar bisa bicara literasi keuangan kepada kelompok-kelompok masyarakat.
Dalam kegiatan bertajuk Matemu Wirasa Wartawan Media Bali itu, ia pun menyadari bahwa OJK tidak bisa berjalan sendiri dalam mengintensifkan edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat.
"Kami berharap sinergi OJK dengan media bisa terjalin baik turut membantu tugas-tugas OJK dalam mengatur, mengawasi dan melindungi investasi di masyarakat. Selain bekerja sama membantu mengedukasi keuangan kepada masyarakat namun juga memberikan kesempatan teman-teman media untuk memberi masukan," ucap Puji Rahayu.
Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri Yan Jimmy Hendrik Simarmata (Deputi Direktur Pengawasan LJK 2 dan Perizinan), Ananda R. Mooy (Direktur Pengawasan LJK), Budi Susetyo (Deputi Direktur Manajemen Strategis, EPK dan Kemitraan Pemda) dan Adi Dharma (Deputi Direktur Pengawasan LJK 1).