Tabanan, Bali (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, Bali, menggalakkan Gerakan Pengendalian (Gerdal) organisme pengganggu tumbuhan untuk membantu petani setempat dalam mengantisipasi gagal panen.
"Kami menggunakan cara ini untuk membantu petani mengantisipasi dampak cuaca ekstrem hingga hama penyakit yang berpotensi membuat gagalnya panen sejumlah produksi pertanian," ujar Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Made Suweta di Tabanan, Bali, Senin.
Ia mengatakan dalam pelaksanaan Gerdal itu, Dinas Pertanian Tabanan sudah menempatkan penyuluh yang ada di tingkat desa untuk memberikan informasi dan mengedukasi petani.
"Kami sosialisasikan bagaimana cara mengatasi hama dan dampak cuaca buruk yang bisa saja berpotensi menggagalkan panen mereka," kata dia.
Made menjelaskan selain membuat Gerdal organisme pengganggu tumbuhan, pihaknya juga menyiapkan asuransi usaha petani apabila ada petani yang mengalami gagal panen.
Baca juga: Distan Badung panen bawang merah hasil metode demplot
"Namun, sampai hari ini, kami belum mendapatkan laporan jika masalah gagal panen di daerah kami. Jika nanti ada maka petani akan kami berikan Rp6 juta sebagai dana ganti rugi jika mereka mengalami kerugian gagal panen, Rp6 juta itu untuk luas persawahan mencapai 6 hektare," tambah dia.
Ia mengungkapkan pada kondisi cuaca ekstrem periode Januari hingga Februari 2023 ini, estimasi produksi padi di Kabupaten Tabanan diperkirakan mencapai 15.000 ton.
"Untuk itu, kami berharap angka tersebut tidak meleset agar stok beras di wilayah Kabupaten Tabanan ini dapat tetap aman," ujar Made.
Sementara, mengenai kondisi cuaca buruk yang masih terjadi di Pulau Bali, Prakirawan BMKG Wilayah III Denpasar Riki Saputro menjelaskan angin kencang dan tinggi gelombang disebabkan bibit siklon yang lokasinya dekat dengan Pulau Bali.
Untuk itu, ia mengimbau warga maupun wisatawan untuk berhati-hati menghadapi potensi angin kencang dan gelombang tinggi, terutama wilayah Bali Selatan.
Baca juga: Distan Buleleng salurkan bantuan bibit cabai untuk tekan inflasi
"Masyarakat diimbau untuk berhati-hati dalam beraktivitas dan mewaspadai risiko terjadinya pohon tumbang, banjir, dan abrasi pantai, wisatawan juga disarankan untuk tidak berenang selagi cuaca ekstrem masih terjadi," ujar Riki.
video oleh Pande Yudha