Denpasar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Bali, mengajak masyarakat di daerah itu aktif melakukan pemantauan jentik nyamuk di tengah kondisi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ayu Candrawati di Denpasar, Jumat, mengatakan peningkatan kasus DBD, salah satunya disebabkan cuaca tidak menentu yang kadang hujan dan kadang panas.
"Hal ini menyebabkan banyak air tergenang di tempat penampungan dan menjadi habitat perkembangbiakan nyamuk. Terlebih saat ini banyak masyarakat belum terlalu menyadari hal tersebut," ujarnya.
Ia mengemukakan jika dilihat dari tren per bulan tahun 2022, memang ada lonjakan kasus pada Desember 2022. Pada November 2022 ada 58 kasus dan pada Desember meningkat menjadi 201 kasus.
Demikian pula pada Januari 2023 ada peningkatan kasus juga karena sampai pertengahan bulan sudah tercatat lebih dari 100 kasus demam berdarah.
"Penularannya sangat cepat, misal ada kasus dan darah penderita dihisap nyamuk penyebab DBD maka akan cepat menular," ujarnya.
Baca juga: Dinkes Bali minta masyarakat lakukan vaksin penguat, sebelum kedaluwarsa
Mengenai langkah antisipasi penyebaran DBD ini jajarannya menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), penaburan Abate dan yang tidak kalah penting diperlukan peran serta masyarakat melalui gerakan 3 M plus.
Menurut dia, pencegahan DBD tak akan bisa dilakukan apabila hanya dengan mengandalkan pengasapan
"Langkah yang bisa dilakukan sangat simpel, cukup gerakan 3M atau PSN itu paling efektif efisien. Di setiap rumah harus ada satu orang yang bertugas memantau jentik minimal seminggu sekali," katanya.
Jika ada air yang tergenang di bak mandi atau penampungan, katanya, harus dilakukan pengurasan secara rutin minimal seminggu sekali.
Ayu Candrawati menambahkan terkait dengan pengasapan ada beberapa hal atau persyaratan yang harus terpenuhi. yakni ada tiga kasus dalam radius 100 meter persegi, demam dengan penyebab tidak jelas, dan saat pemeriksaan jentik ditemukan 20 jentik di kawasan tersebut.
"Fogging (pengasapan) ini hanya membunuh nyamuk dewasa saja, kalau masih ada jentik nanti akan tumbuh jadi nyamuk dewasa lagi, sehingga tidak mungkin fogging terus-terusan," katanya.
Baca juga: Mulai 2023, Dinkes Bali tes HIV/AIDS kepada calon pengantin
Selain itu, ada beberapa efek samping terhadap kesehatan jika dilakukan terus-menerus di satu wilayah.
Sebelumnya, petugas Puskesmas II Denpasar Selatan bersama jumantik serta kepala lingkungan setempat meninjau langsung pedagang tanaman bunga di sepanjang Jalan Hang Tuah Sanur pada Kamis (19/1). Hasil peninjauan tersebut, didapati jentik di pot tanaman dan pohon hias.
Dari temuan jentik tersebut, petugas bersama jumantik langsung melakukan Gerakan Serentak (Gertak) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), serta pemberian larvasida/abatisasi.
Selain itu, edukasi serta pembinaan PSN kepada para pedagang tanaman untuk selalu memperhatikan tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat perkembangan nyamuk.