Denpasar (Antara Bali) - Sekretaris Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali Ketut Sumarta mengatakan, masyarakat dapat banyak belajar mengenai nilai-nilai kesantunan dan pendidikan karakter dari konsepsi subak.
"Dalam subak, betapa tercermin kesantunan hidup bersama dan jika dilihat dari sisi Ketuhanan juga mengekpresikan kesantunan hidup," katanya di sela menjadi pembicara pada acara Sosialisasi dan Kampanye Media Pembangunan Karakter Bangsa, di Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, subak sebagai organisasi pengairan di Bali pun menampilkan nilai kesantunan dengan alam dan lingkungan. "Petani dalam subak begitu santun terhadap waktu, yang terbukti mereka senantiasa mengikuti hitungan waktu untuk menjalankan berbagai tahapan pertanian," ucapnya.
"Di sisi lain, seluruh nilai dalam Pancasila, mulai dari Ketuhanan hingga demokrasi dan keadilan sosial terdapat pada subak. Organisasi pengairan ini bersifat mandiri dan mengedepankan gotong royong," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, masyarakat perlu belajar dari nilai-nilai subak, dan khususnya generasi muda sebagai salah satu wahana pendidikan karakter.
Hanya saja, ia tidak memungkiri, kalangan generasi muda terlihat enggan untuk menggeluti dunia pertanian dan termasuk subak karena dipandang sebagai profesi yang kurang menjanjikan secara ekonomi. "Siapa yang mau, jika tidak menjanjikan," katanya.
Intinya, kata dia, penting ada kebijakan yang memihak pada petani. Jangan sampai nilainya terus dibangga-banggakan, tetapi petaninya tak sejahtera.
"Di Bali sudah ada Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP), itu seharusnya yang direalisasikan sebagai upaya penyelamatan subak dan keberpihakan pada petani," ujarnya. (LHS)
Belajar Kesantunan Dari Subak
Sabtu, 17 November 2012 14:53 WIB