Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster menganugerahkan penghargaan Bali Jani Nugraha 2022 kepada 10 penggiat seni modern sebagai penutup Festival Seni Bali Jani (FSBJ) tahun 2022, di Denpasar, Minggu.
Penghargaan dari Gubernur Koster usai dua minggu pelaksanaan FSBJ terhitung sejak 9 Oktober 2022 tersebut diberikan sebagai bentuk dedikasi dan kiprah penggiat seni dalam memajukan ekosistem seni khususnya seni modern dan kontemporer di Bali.
"Kini telah disiapkan wadah sangat bagus yaitu Festival Seni Bali Jani, karena itu kita mengajak seniman yang menggeluti seni modern dan kontemporer agar terus berkarya, berinovasi, berkreasi secara aktif memanfaatkan panggung ini untuk memajukan kebudayaan Bali," kata Koster dalam pidatonya.
Baca juga: Seniman: Pakeling di FSBJ bawa pesan untuk ingat dan berbuat
Penghargaan Bali Jani Nugraha diberikan kepada seniman teater Gusti Ngurah Putu Wijaya, koreografer tari modern Wayan Dibia, pengkaji inovasi seni modern I Made Bandem, sastrawan modern Cokorda Sawitri, penyair Tan Lioe Ie, pengkaji sastra Bali modern I Nyoman Darma Putra, penulis cerita anak A.A Sagung Mas Ruscitadewi, ssatrawan Kadek Sonia Piscayanti, penyair Dhenok Kristianti, dan penyair Arya Warsaba Sthiraprana Duarsa.
Wayan Koster mengatakan wadah FSBJ agar dapat digunakan untuk melestarikan kebudayaan Bali dalam menghadapi perkembangan dinamika global secara nasional maupun internasional.
"Budaya adalah gen orang Bali, kita patut bersyukur, maka saya ajak untuk terus berkesenian agar Bali ke depan bisa survive sepanjang zaman," kata dia di Taman Budaya Art Center, Denpasar.
Baca juga: ISI: Seni virtual jadi keniscayaan pasca-pandemi COVID-19
Untuk menjaga keberlangsungan Festival Seni Bali Jani, Koster mengaku telah menuangkan hal itu ke dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2020 tentang penguatan dan pemajuan kebudayaan bali agar budaya Bali, seni, dan tradisi seni modern terus hidup berkembang di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, Wayan Koster mengatakan masyarakat agar terus memelihara budaya sebagai satu-satunya keunggulan yang dimiliki Pulau Dewata.
"Bali tidak memiliki sumber daya alam, tambang emas, batubara, gas. Kita di Bali pulau yang wilayahnya 5.646 kilometer persegi, dengan delapan kabupaten dan satu kota, 57 kecamatan, 716 desa/kelurahan, 1.493 desa adat, dan 4,3 juta penduduk kalau dibanding provinsi lain kita kecil, tapi kita dianugerahi kekayaan, keunikan, dan keunggulan budaya," ujarnya.
Upaya-upaya pelestarian seni di Bali menjadi wujud ketangguhan yang telah dimiliki Bali, sehingga Koster meyakini bahwa wilayah yang dipimpinnya ini mampu memasuki tatanan kehidupan modern dengan tetap menjaga kearifan lokal, tradisi, seni budaya secara konsisten dan penuh tanggung jawab.