Denpasar (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali K.N. Boy Jayawibawa menyampaikan kesiapan sekolah di daerah itu untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat pelaksanaan KTT G20 di "Pulau Dewata" tersebut.
"Sudah siap semua, sekolah-sekolah sudah siap memfasilitasi, tapi sejauh ini belum ada arahan," kata dia di Denpasar, Senin.
Sebelumnya dikabarkan sejumlah usulan muncul untuk kelancaran lalu lintas selama KTT G20 yang puncaknya pada 15-16 November 2022, salah satunya penerapan PJJ bagi siswa.
"Kalaupun ada nantinya PJJ itu tidak terlalu menjadi persoalan, karena kemarin dengan COVID-19 kan sudah terbiasa kalau memang nanti kebijakannya dari gubernur dan kapolda saya rasa tidak masalah karena hanya masa KTT G20 saja," ujarnya.
Meskipun belum ada informasi lebih lanjut mengenai kesiapan KTT G20 itu, Boy mengatakan bahwa penerapan PJJ bukanlah masalah, di tambah selama ini pihaknya juga turut mengarahkan ke sistem kombinasi (hibrida), baik tatap muka maupun daring.
Baca juga: Pemerhati: PJJ pengaruhi emosi siswa hingga 57 persen
Apabila keputusan PJJ diterapkan saat KTT G20, ia mengatakan tak ada bantuan kuota kepada siswa, berbeda halnya saat pandemi COVID-19 di mana pelajar mendapat kuota internet gratis karena belajar dari rumah.
"Tidak dapat bantuan kuota, kami belum cek kalender pendidikan apakah saat itu sedang libur atau bagaimana, karena bulan-bulan itu anak-anak baru selesai ulangan," kata dia.
Terkait dengan upaya pengamanan lalu lintas saat KTT G20 di Bali, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali IGW Samsi mengaku tengah dilakukan diskusi lantaran sejumlah usulan diberikan kepada pihaknya.
"Masih didiskusikan ini, sepertinya demikian (PJJ, red.). Ada juga beberapa usulan lain untuk mengurangi mobilitas, nanti akan ada PIC sosialisasi," kata dia.
Baca juga: 3.249 pengajar di Indonesia telah disertifikasi "Google Indonesia"