Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bali sedang menyiapkan pembangunan "Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali" yang rencananya dibangun di Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng, sebagai salah satu destinasi wisata baru di Pulau Dewata.
"Mumpung bangun tower, bikin tower yang bagus sekalian. Terinspirasi oleh Menara Eiffel, Tokyo Tower, Toronto Tower, Macau Tower dan yang lainnya. Di Indonesia belum ada," kata Gubernur Bali Wayan Koster di Denpasar, Selasa.
Koster saat memberikan pengarahan kepada para pelaku pariwisata di Bali, bahkan mengklaim tower tersebut akan menjadi yang terlengkap dibandingkan tower lain yang sudah ada di dunia.
Dikutip dari laman https://www.baliprov.go.id, Turyapada Tower akan dibangun pada 2022 dengan tinggi 115 meter pada ketinggian 1.521 meter di atas permukaan laut. Dengan demikian, ketinggian total Turyapada Tower menjadi 1.636 meter.
Baca juga: Pemprov Bali bangun "Taman Teknologi Turyapada Tower"
Koster mengatakan Turyapada Tower memiliki fungsi utama untuk mengoptimalkan siaran televisi digital. Turyapada Tower jangkauannya mencapai 80 persen di wilayah Kabupaten Buleleng, Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Karangasem.
Mantan anggota DPR tiga periode itu menyampaikan, Turyapada Tower akan dilengkapi dengan planetarium dan restoran putar 360 derajat, serta jembatan kaca.
"Ini terlengkap di antara tower yang sudah ada di dunia. Ini akan menjadi destinasi wisata baru," ujar Koster.
Dengan fasilitas multifungsi dan terpadu tersebut, Koster meyakini Turyapada Tower akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Bali utara.
"Orang-orang pasti akan banyak yang datang ke sana. Saya punya survei, Menara Eiffel, Tokyo Tower, Toronto Tower, Macau Tower itu setiap hari pengunjungnya banyak," katanya.
Baca juga: Masyarakat Buleleng sulit terima siaran TV
Dengan dibangunnya Turyapada Tower, menurut dia, akan menjadi destinasi wisata baru, sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi baru, menyeimbangkan dengan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah lainnya di Bali.
"Kalau saya membangun tidak tanggung, sekaligus yang berkelas. Sepantasnya yang punya begitu Jakarta, Bandung, Surabaya, uangnya banyak," ujar Koster.
Selain itu, tambah Koster, jika di negara lain tower-tower yang dijadikan destinasi wisata dibangun di perkotaan, di Bali juga berbeda karena dibangun di daerah pedesaan.