Badung (ANTARA) - Aktor Reza Rahadian ikut memanfaatkan penyelenggaraan Sesi Ke-7 Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR) 2022 di Bali, Rabu, dengan mengadvokasi pentingnya penguatan kapasitas masyarakat menghadapi bencana.
Menurut dia, mewujudkan masyarakat yang cepat pulih dari bencana (resilience) hanya mungkin terwujud jika masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rentan bencana, dibekali kemampuan dan pengetahuan mengenai kesiapsiagaan bencana.
Akan tetapi, penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana memerlukan pembiayaan dari pemerintah dan lembaga pembangunan lainnya.
"Penguatan kapasitas masyarakat itu harus mendapatkan dukungan," kata Reza Rahadian, Goodwill Ambassador YAPPIKA-ActionAid, saat berbicara pada kegiatan sampingan GPDRR di Tanjung Benoa, Badung, Bali, Rabu.
Baca juga: PBB harap Indonesia dorong G20 berinvestasi sektor kebencanaan
YAPPIKA-ActionAid merupakan organisasi nirlaba yang telah beroperasi di Indonesia selama 30 tahun. Penguatan kapasitas masyarakat termasuk dalam menghadapi bencana jadi salah satu fokus organisasi itu.
Reza, yang berbicara di hadapan delegasi asing peserta GPDRR, menyoroti masalah pendanaan untuk program-program pengurangan risiko bencana yang masih relatif rendah.
"Laporan UNDRR pada tahun 2020 memperlihatkan sepanjang 2010–2018 pagu anggaran untuk mengurangi risiko bencana tidak mencapai 1 persen dari total dana yang dialokasikan oleh lembaga pembangunan internasional," kata Reza.
Baca juga: Dialog Tingkat Tinggi bahas Kerangka Sendai awali pertemuan GPDRR 2022
UNDRR merujuk pada Badan PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana.
Oleh karena itu, ia mendesak negara-negara terutama yang telah menandatangani Kerangka Kerja Sendai untuk menegaskan komitmennya menambah alokasi anggaran demi memperkuat ketahanan dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana.
Kerangka Kerja Sendai merupakan seperangkat panduan dan target yang disepakati oleh lebih dari 180 negara dan telah diadopsi oleh Sidang Majelis Umum PBB pada tahun 2015. Kerangka Kerja Sendai/Sendai Framework menjadi acuan bagi negara-negara untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana dan mengurangi risiko/dampak bencana.
Baca juga: PBB puji Indonesia berhasil kendalikan COVID untuk perhelatan GPDRR 2022
Isu lain yang menjadi perhatian Reza Rahadian yaitu pentingnya memberi lebih banyak peran kepada perempuan dan anak-anak muda dalam aksi mengurangi risiko bencana.
Alasannya, generasi muda merupakan kelompok yang bakal banyak menanggung risiko bencana dan dampak krisis mulai dari perubahan iklim, pemanasan global, sampai konflik bersenjata.
Oleh karena itu, dia meyakini pemerintah dan lembaga terkait lainnya di tingkat nasional dan dunia perlu memastikan generasi muda memiliki ketahanan (resiliensi) saat menghadapi bencana/krisis.