Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berharap promosi endek Bali meluas sehingga kain ini kian populer di dunia setelah dijadikan suvenir atau buah tangan khusus bagi delegasi pada penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022.
Menparekraf Sandiaga dalam keterangannya, Sabtu, menyampaikan endek merupakan kain tenun yang berasal dari Bali yang memiliki ciri khas khusus dari lewat, corak, dan warna alam yang digunakan.
"Endek Bali ramah lingkungan sesuai dengan implementasi pariwisata berkonsep berkelanjutan. Kita harapkan endek Bali ini bisa mendunia melalui penyelenggaraan GPDRR 2022 ini, sehingga bisa berdampak baik pada kebangkitan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pembuka peluang usaha," ujar Menparekraf.
Pewarnaan endek ini berbahan alami yang lebih aman terhadap kulit yang sensitif, dan lebih ramah lingkungan, yang di mana pewarna alami ini diekstrak dari tumbuh-tumbuhan.
Baca juga: Industri kreatif fesyen Bali produksi batik bagi generasi muda
Seperti untuk membuat warna cokelat pastel, bahan yang digunakan adalah ekstrak kulit akar mengkudu dan kraras atau daun pisang kering.
Sandiaga menyampaikan endek Bali yang digunakan sebagai buah tangan untuk delegasi GPDRR ini diinovasikan dalam bentuk tas gail khas Bali, dan juga masker.
"Inovasi produk ekonomi kreatif inilah sebagai contoh bentuk kesiapan Indonesia dalam menyambut tatanan ekonomi baru. Inovasi produk ekraf seperti ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia sanggup memegang peran penting dalam pemulihan ekonomi global yang mengedepankan konsep keberlanjutan," ujar Sandiaga.
Konsep resiliensi keberlanjutan di sektor pariwisata ini sendiri menjadi fokus pemerintah Indonesia untuk masa mendatang dalam menghadapi risiko bencana.
