Jakarta (ANTARA) - Senior Technology Advisor World Bank Lesly Goh mengajak anak muda untuk menjadi pembuat perubahan ekonomi di masa depan dengan terlibat dalam pergeseran pola pikir mengenai budaya digital.
“Saat ini terjadi pergeseran pola pikir budaya yang melibatkan para pemimpin muda agar menjadi pembuat perubahan di masa depan,” kata Lesly dalam Y20 Pre-Summit II yang disaksikan daring, Minggu.
Lesly menyampaikan COVID-19 membuat percepatan transformasi digital terjadi di semua sektor. Dalam model bisnis, seperti platform fintech, e-commerce, dan online marketplace telah menjadi landasan ekonomi dari kebutuhan sejak 2002.
Baca juga: Gubernur NTB: Y20 momentum pemuda NTB belajar pada tokoh muda dunia
“Banyak yang beralih ke transaksi tanpa kontak dan peran konferensi video menjadi sangat critical,” ujarnya.
Transformasi digital, lanjutnya, melibatkan perubahan budaya sebagai sebuah dasar dari transformasi. Bukan hanya mengenai transformasi teknologi tetapi budaya digital serta membangun kerangka kepercayaan,
“Ketika diterapkan, harapannya budaya digital dapat mendorong tindakan berkelanjutan dan menciptakan nilai bagi semua pemangku kepentingan," tutur dia.
Dengan pesatnya transformasi digital, Lesly menyebut bahwa tenaga kerja masa depan perlu meningkatkan hard skill dan soft skill untuk mempersiapkan ekonomi digital baru dan beberapa tren utama yang dibutuhkan untuk membuat perubahan di berbagai platform bidang ekonomi.
Baca juga: Kemendagri dukung daur ulang untuk atasi sampah di Bali
Ia mencontohkan bahwa teknologi digital mampu membuat kabel internet bawah laut yang terhubung dari Portugal ke Afrika Selatan yang berdampak langsung pada konektivitas internet dengan kecepatan tinggi dan terjangkau untuk jutaan orang.
Sedangkan dampak digital pada sektor swasta seperti fintech yang melibatkan lebih banyak pembayaran seperti platform nonkeuangan, seperti Apple, Amazon, dan Alibaba yang menawarkan layanan keuangan untuk pedagang dan kepada pelanggan.
“Terakhir, contoh dari pertanian dan penggunaan teknologi digital, AI, pembelajaran mesin, komputasi awan, internet of things, dan blockchain untuk menciptakan model bisnis baru yang dapat membantu hasil pertanian dan memberi manfaat bagi seluruh sistem pangan,” ucapnya.
Tak lupa, ia turut mengapresiasi ekosistem digital di Indonesia yang menggunakan marketplace dan super apss dan terhubung dengan berbagai multiplayer.