"Keenam WNA itu dilaporkan karena meresahkan sekitar di Mengwi, Badung. Diketahui, WNA itu memaksa masuk villa milik salah satu warga lokal secara paksa tanpa ada izin dari pemilik dan mengaku bahwa villa itu merupakan miliknya," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Bali, Jamaruli Manihuruk, dalam siaran persnya di Denpasar, Bali, Jumat.
Adapun lima WNA diantaranya berasal dari Republik Moldova berinisial DD (44), EE (31), EE (35), AE (5) DM (10) dan satu WNA asal Rusia berinisial AD (24), yang terdiri dari dua pria dewasa, dua wanita dewasa, serta dua anak kecil. Mereka kemudian dibawa dan ditempatkan sementara di Rumah Detensi Imigrasi Denpasar.
Baca juga: Imigrasi Bali deportasi warga Perancis yang miliki sabu dan senjata api
"Keenam WNA tersebut bersikap tidak kooperatif dengan petugas karena tidak merespon pertanyaan petugas dan tidak mau menunjukkan paspor serta izin tinggalnya," katanya.
Dari sekelompok WNA itu, lima warga negara Moldova pemegang izin tinggal kunjungan dan satu orang warga negara Rusia pemegang izin tinggal terbatas investor dan saat ini terancam untuk dideportasi meninggalkan wilayah Indonesia.
Ia mengatakan, saat ini yang bersangkutan sudah difasilitasi untuk berkomunikasi dengan pihak Kedutaan Besar Negara Moldova yang berada di Tokyo untuk membantu mencari solusi bagi WNA perihal pendeportasiannya. Sementara itu, untuk WN Rusia sedang dalam proses koordinasi dengan Kedutaan Rusia di Jakarta untuk tindak lanjut.
Baca juga: Imigrasi: PPLN di Bali dan Soeta meningkat signifikan
Baca juga: Imigrasi: PPLN di Bali dan Soeta meningkat signifikan