Denpasar (ANTARA) - Keketuaan G20 Indonesia pada tahun ini yang mayoritas kegiatannya diselenggarakan di Pulau Bali, menyimpan harapan bagi pelaku UMKM di Pulau Dewata agar turut mendulang berkah.
Asa perajin Bali agar kecipratan rezeki Keketuaan G20 Indonesia itu beberapa hari ini setidaknya ada titik terang, seiring dengan kunjungan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki ke pameran Industri Kecil dan Menengah (IKM) Bali Bangkit di Taman Werdhi Budaya Provinsi Bali, Kota Denpasar.
Taman budaya yang sudah lebih dari 40 tahun menjadi pusat penyelenggaraan pesta kesenian Bali itu, sejak awal 2021 hingga saat ini juga dipusatkan sebagai tempat penyelenggaraan pameran IKM Bali Bangkit.
Pada pameran yang digagas oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster itu, menampilkan berbagai koleksi kain tenun endek dan tenun songket Bali, busana berbahan endek dan songket, serta baju kebaya.
Ada juga koleksi kain ikat batik dengan menggunakan bahan pewarna alam, beragam bentuk perhiasan emas dan perak, koleksi kerajinan anyaman berbahan bambu, rotan, batok kelapa, lukisan wayang kamasan, berbagai produk furnitur atau mebel yang artistik, serta sajian kuliner khas kabupaten/kota di Bali.
Perajin yang boleh memajang produknya di pameran IKM Bali Bangkit ini telah melalui proses seleksi dan kurasi yang ketat, sehingga produk yang dipamerkan benar-benar merupakan produk berkualitas.
Baca juga: Menkop UKM survei cenderamata G20 di Pameran IKM Bali Bangkit
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi pameran IKM Bali Bangkit untuk survei produk-produk yang akan digunakan sebagai suvenir dalam ajang Keketuaan G20 Indonesia.
"Kami tadi sudah melihat-lihat, mensurvei sejumlah produk UMKM, yang mana kira-kira akan digunakan sebagai seragam panitia dan yang mana akan dipakai untuk suvenir," kata Teten Masduki disela-sela kunjungannya di Taman Budaya Denpasar, Kamis (24/3).
Teten Masduki yang berkunjung bersama mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyebutkan alasan panitia menggunakan seragam dan menyiapkan suvenir yang dibuat oleh penenun atau perajin di Bali bertujuan untuk mengangkat ekonomi lokal Bali.
"Sehingga KTT G20 adalah momentum yang tepat untuk memberikan dukungan pemanfaatan produk UMKM lokal Bali, terlebih perekonomian Bali telah lama terpuruk akibat pandemi COVID-19," ujarnya.
Pihaknya juga berharap supaya pemasaran online (daring) produk UMKM Bali bisa dikelola sebaik mungkin, demi membantu kesejahteraan para perajin atau pelaku UMKM di Provinsi Bali.
Pameran IKM Bali Bangkit ini pun telah menyita perhatian dari Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang sebelumnya juga turut berkunjung.
Kepala Negara memberikan apresiasi terhadap produk yang dihasilkan oleh para pelaku IKM Bali karena menilai produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik.
"Saya sangat menghargai pameran ini. Kita bisa melihat secara jelas betapa karya-karya, desain dari IKM-IKM di Provinsi Bali memiliki kualitas yang sangat baik," ujar Presiden Jokowi saat mengunjungi pameran IKM Bali Bangkit pada 27 Desember 2021.
Baca juga: Presiden tinjau pameran IKM "Bali Bangkit"
Saat itu, Presiden pun berharap produk-produk yang dihasilkan para pelaku IKM tersebut dapat dipilih dan dijadikan suvenir atau cenderamata saat perhelatan Keketuaan G20 Indonesia.
Sedangkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berkunjung ke Pameran IKM Bali Bangkit usai pengukuhan Bantuan Keamanan Desa Adat pada akhir Januari 2022. Kapolri bersama rombongan anggota Polri juga turut memborong sejumlah kerajinan tangan perajin Bali yang dipamerkan.
Sejumlah Dekranasda dari berbagai provinsi di Tanah Air pun silih berganti mengunjungi pameran IKM Bali Bangkit yang menyatakan terinspirasi dan diharapkan dapat membuka jalan bagi perajin setempat untuk menampilkan produk yang berkualitas.
"Kami ingin belajar dari Bali agar industri kerajinan di Kalimantan Tengah bisa berinovasi, maju, dan berkembang pesat seperti di Bali," kata Ketua Dekranasda Kalimantan Tengah Yulistra Ivo Azhari Sugianto Sabran.
Kerajinan tradisional
Dalam berbagai kesempatan, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Bali Putri Suastini Koster menegaskan pameran IKM Bali Bangkit yang digelar tidak semata berorientasi pada perolehan omzet.
Menurut istri Gubernur Bali itu, Pameran IKM Bali Bangkit sesungguhnya menjadi wadah pembinaan bagi perajin dan pelaku UMKM. Pembinaan diarahkan pada penguatan rasa tanggung jawab atas upaya pelestarian produk kerajinan tradisional khas Bali.
Upaya pelestarian kerajinan tradisional khas Bali, seperti tenun endek dan songket ini penting karena kerajinan tersebut menghadapi sejumlah ancaman.
Sejumlah hal yang menjadi ancaman serius pada produk kerajinan Bali seperti endek yang diproduksi massal di luar daerah, penjiplakan motif songket untuk dibordir, dan penggunaan bahan alpaka pada perhiasan yang menyaingi kerajinan emas dan perak. Jika situasi ini dibiarkan, ia khawatir 10 hingga 15 tahun lagi Bali akan kehilangan produk aslinya.
Baca juga: Dekranasda: Pameran IKM Bali Bangkit tak semata-mata berorientasi omzet
Pameran IKM Bali Bangkit, pada awalnya digagas sebagai salah satu upaya untuk menggerakkan perekonomian Bali dan membantu para perajin tetap semangat berkarya di tengah pandemi COVID-19.
"Secara rata-rata, dalam setahun penyelenggaraan pameran, transaksi yang dibukukan per bulan mencapai lebih Rp1,8 miliar," kata Putri Koster yang juga terkenal sebagai seniman multi talenta itu.
Oleh karena itu, ia terus memantik semangat para pelaku IKM untuk tetap berkarya dan menjadikan pandemi bukan penghalang untuk terus berkreativitas.
Selain menjaga kualitas produk dan tanggung jawab pelestarian, melalui pameran ini perajin dan pelaku UMKM juga diberi pemahaman tentang strategi penjualan dengan mengedepankan prinsip win win solution.
"Kami tekankan pada mereka agar jangan menjual produk berkualitas rendah dengan harga tinggi. Prinsip kami adalah jangan menekan perajin dan jangan mencekik konsumen. Kami anjurkan mereka mencari keuntungan maksimal 25 persen," ujar Putri Koster.
Jaminannya, apa yang dijual di Pameran IKM Bali Bangkit adalah produk berkualitas dengan harga yang pantas. Di samping mencerminkan identitas seni dan budaya dari setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali.
Pameran IKM Bali Bangkit juga menjadi wadah bagi para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Bali untuk berbuat nyata membantu dan menyemangati UMKM agar tetap bisa tersenyum.
Hal itu karena setiap organisasi perangkat daerah (OPD) diminta bergantian untuk turut serta dalam peragaan busana dengan menggunakan koleksi produk yang dijual di Pameran IKM Bali Bangkit.
"Ketika orang teriak bilang peduli, peduli dan peduli, maka Bapak/Ibu para ASN sudah mewujudkan kepedulian itu. Caranya sederhana saja dengan membeli produk mereka, gunakan dengan penuh kebanggaan," ucap Putri Koster.
Baca juga: Delegasi IPU kunjungi Pameran IKM Bali Bangkit
Dengan langkah demikian, akan membuat para perajin untuk semangat berkreasi dan memutar modalnya. Modal yang berputar itu adalah kekuatan riil dari ekonomi Bali.
"Tidak perlu dengan cara yang besar, dari yang kecil saja, bila semua masyarakat di Bali membeli produk dari Bali sendiri dan menggunakannya dengan bangga, maka perajin akan sejahtera," ujar wanita yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali itu.
Wayan Ita Anggraeni, perajin lukisan khas Kamasan, Kabupaten Klungkung, menyatakan sangat senang dengan adanya Pameran IKM Bali Bangkit, sehingga ia tak lagi merasa kesulitan untuk memasarkan produknya di tengah kondisi pandemi COVID-19.
Untuk tetap bertahan di tengah kondisi pandemi, Ita Anggraeni mengaplikasikan lukisan khas Kamasan pada "keben" yang merupakan salah satu tempat sarana upacara umat Hindu.
Sebelumnya, lukisan khas Kamasan yang identik dengan tokoh-tokoh pewayangan dalam cerita Mahabharata dan Ramayana dijual hanya dalam bentuk lukisan hiasan dinding, maupun hiasan untuk dipasang tempat suci atau pura.
"Dengan kami diberikan tempat berpameran gratis dan juga diajak berpameran, wawasan kami juga berkembang sesuai dengan yang diminati pasar," ucap wanita yang juga pelukis wayang Kamasan dari sejak kecil itu.
Untuk memenuhi peningkatan permintaan "keben" yang berisi motif lukisan wayang Kamasan, Ita Anggraeni bekerja sama dengan para pelukis dari Kamasan di luar lingkungan keluarganya dan perajin "keben" dari Kabupaten Bangli.
Tak hanya Ita Anggraeni, puluhan perajin Bali lainnya yang menjadi peserta Pameran IKM Bali Bangkit juga tentunya bisa mendulang berkah dengan peluang pemasaran yang kian terbuka dan produk yang akan dikenal dunia melalui ajang Keketuaan G20 Indonesia.