Denpasar (Antara Bali) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong Pemerintah Provinsi Bali untuk meningkatkan penerapan pendidikan inklusif yang dinilai masih rendah dibandingkan daerah lain di Indonesia.
"Penerapan pendidikan inklusif di wilayah ini masih rendah, yakni di bawah 10 persen," kata Kepala Seksi Penilaian dan Akreditasi Direktorat Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Ditjen Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan, Praptono, di sela-sela Olimpide Sain Nasional di Denpasar, Selasa.
Artinya sekolah umum yang menyediakan pendidikan inklusif (bagi anak berkebutuhan khususu/penyandang cacat) di Pulau Dewata masih kecil, oleh karena itu perlu digalakkan.
Padahal Kementerian Pendidikan secara rutin melakukan sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan bagi anak berkebutuhankhusus tersebut. "Hal itu menunjukkan sekolah-sekolah di seluruh provinsi itu masih kurang peduli untuk memenuhi hak anak cacat untuk memperoleh pendidikan," ucapnya.
Menurut dia, di Pulau Dewata hanya ada beberapa sekolah di jenjang pendidikan dasar yang menyediakan pendidikan inklusif, namun untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) sama sekali tidak ada.(IGT/T007)
Anak Berkebutuhan Khusus Tak Dilirik
Selasa, 4 September 2012 15:27 WIB