Jakarta (ANTARA) - Federasi Esports Internasional (IESF) siap mengunjungi Indonesia untuk persiapan kejuaraan esport dunia World Esports Championships ke-14 di Bali pada November mendatang.
Sekretaris Jenderal IESF Boban Totovski mengatakan kejuaraan dunia yang akan diikuti oleh 120 negara dan lebih dari 1.000 atlet dari berbagai penjuru dunia itu akan menjadi momen bersejarah.
"Mungkin orang tidak dapat mencapai Bali tetapi sekarang kami memberikan kesempatan ini kepada lebih dari 1.000 pemain untuk melihat dan mempelajari lebih lanjut tentang keramahan di sini. Dan untuk melihat semua keindahan Indonesia dalam 12 hari itu," kata Totovski dalam konferensi pers virtual bersama Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Jumat.
"Selain memeriksa venue, kami juga akan memeriksa kondisi para pemain. Karena semua yang kami lakukan di sini kami lakukan untuk para pemain, jadi kami perlu memastikan mereka memiliki kondisi yang baik untuk berlatih dan bermain."
Baca juga: Sandiaga siap fasilitasi pelatihan atlet jelang Piala Dunia Esports di Bali pada November
Hal itu termasuk mempertimbangkan pemain yang menempuh perjalanan 50 jam dari Kosta Rika untuk tiba di Bali yang membutuhkan waktu beristirahat sehingga dapat benar-benar berkompetisi secara setara.
"Dan, saya yakin dengan tingkat profesionalisme PB ESI dan Komite Olimpiade dengan upaya bersama dalam pengalaman IESF di sisi lain, saya yakin bahwa tahun ini kami akan benar-benar menetapkan standar untuk acara esport," kata Totovski.
Totovski menjelaskan 127 negara telah terdaftar mengikuti World Esports Championship. Namun, alasan teknis karena keterbatasan COVID-19, diperkirakan 120 negara saja yang hadir dalam kejuaraan esport tingkat dunia tersebut.
1.030 pemain diperkirakan juga akan mengikuti kejuaraan ini dan 150 delegasi mewakili federasi nasional di seluruh dunia, serta 30 perwakilan media dari seluruh dunia.
Baca juga: Sandiaga Uno pacu semangat atlet esports Indonesia
Ketua Harian PB ESI Bambang Sunarwibowo berharap dipilihnya Bali sebagai tuan rumah memberikan perkembangan esport lebih baik di Indonesia, sekaligus penyumbang sport tourism di negeri ini.
Bambang mengatakan sebagai tim tuan rumah, Indonesia akan turun pada enam nomor yang dipertandingkan dengan target paling sedikit dua emas.
"Untuk timnya kita sesuaikan dengan jumlah gamenya tentunya masing-masing ada cadangannya, jadi dari 6 nomor yang akan dipertandingkan semuanya akan kita ikuti karena kita sebagai tuan rumah di sini kita persiapkan selain pada atlet utamanya kita juga mempersiapkan cadangannya," kata Bambang. "Target harapkan minimal dua, tapi kita harapkan tiga ke atas."
Ketua Umum KOI Raja Sapta Octohari mengatakan kejuaraan dunia esport ini penting bagi peningkatan kompetensi olahraga nasional, khususnya esport, di kancah internasional.
"Pembinaan atlet usia dini, pelaksanaan jenjang sistem kompetisi nasional yang sistematis dan terukur melalui kejuaraan-kejuaraan nasional, Pelatnas SEA Games dan Asian games, serta program-program pemberdayaan ekosistem lainnya yang dijalankan PB ESI, membangun keyakinan kami akan kontribusi dan prestasi kelas dunia esport Indonesia yang akan terus meningkat di masa mendatang," kata Raja.