Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mengajak generasi muda di Pulau Dewata agar jangan malu menggunakan bahasa Bali dalam kehidupan sehari-hari.
"Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk melestarikan bahasa Bali," kata Koster saat menutup penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali IV-2022 di Taman Budaya Denpasar, Senin (28/2) malam.
Ia pun menegaskan tujuan dari penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali yang rutin dilaksanakan setiap bulan Februari adalah untuk melestarikan bahasa Bali sebagai Bahasa Ibu, di tengah kemajuan teknologi saat ini.
"Kami harapkan Bulan Bahasa Bali tidak hanya sekadar simbolisasi semata melainkan sebagai wadah untuk belajar khususnya para generasi muda, dalam memperdalam bahasa dan budaya Bali," ucapnya.
Oleh karena itu, Koster meminta agar dalam pelaksanaan Bulan Bahasa Bali ke depan cakupannya diperluas dan yang menjadi sasaran utama adalah generasi muda.
Baca juga: Festival Konservasi Lontar semarakkan Bulan Bahasa Bali 2022 di Sanur
"Karena untuk memperkokoh bahasa, budaya dan adat istiadat budaya Bali dipegang oleh generasi muda. Untuk itu, generasi muda harus dicetak menjadi SDM yang unggul, berkualitas dan memegang teguh budaya Bali," katanya.
Di samping itu, Gubernur Bali juga menekankan dari 1.493 desa adat yang ada di Bali, sekitar 1.200 desa adat sudah menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali dan sisanya belum.
Mantan anggota DPR tiga periode itu berharap ke depan seluruh desa adat dapat melaksanakan Bulan Bahasa bali dengan serentak, sehingga bahasa Bali bisa benar-benar kokoh.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr I Gede Arya Sugiartha menyampaikan dalam sebulan penuh pelaksanaan Bulan Bahasa Bali, diisi dengan berbagi kegiatan yaitu Wimbakara (lomba-lomba) digelar secara luring dan daring.
Lomba yang digelar secara luring bertempat di Gedung ksirarnawa diantaranya Nyurat Aksara Bali (SD), Ngwacen Aksara Bali (Daa Truna), Pidarta (Bendesa Adat), Nyatua Bali (Paiketan Krama Istri), dan Wiwada (Debat) Mabasa Bali (SMA/SMK). Sebagai pesertanya dari seluruh kabupaten/kota di Bali.
Baca juga: 260 peserta ikuti Bulan Bahasa Aksara dan Sastra Bali di Badung
Sementara untuk kategori umum, ada lomba Musikalisasi Puisi Bali, Artikel Mabasa Bali, Komik Online Mabasa Bali, Poster Online Mabasa Bali dan Fotografi untuk Caption Mabasa Bali. Lomba ini digelar secara luring dan daring.
Selain itu dilakukan konservasi atau merawat lontar bahasa Bali dan telag berhasil melakukan konservasi terhadap 1000 cakap lontar.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada Drs Nengah Medera, MHum dan I Made Degung.
Kemudian penyerahan Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2021 yakni untuk Kabupaten Karangasem (Meteruna Nyoman, Genjek, Nyeraman, Blayag Karangasem, Abuang Luh Muani, Kerajinan Ata Karangasem).
Selanjutnya Kabupaten Klungkung ( Tenun Cepuk Nusa Penida, Dewa Masraman, Barong Nong Nong Kling, Mecaru Mejaga Jaga), Kabupaten Tabanan ( Joged Nini), Kabupaten Buleleng (Gambuh Bungkulan, Saba Malunin Desa Pedawa, Megangsing Buleleng).
Kemudian Kabupaten Gianyar ( Rejang Ilud, Ngerebeg Tegallalang) dan Kabupaten Badung (Baris Babuang), Provinsi Bali (Mandolin, Be Guling).
Baca juga: Gubernur: Pelestarian Bahasa Bali tak boleh terhenti meski pandemi
Selain itu penyerahan juara kepada para pemenang lomba dalam ajang Bulan Bahasa Bali dan penghargaan kepada radio dan televisi yang telah berkontribusi dalam pelestarian bahasa Bali.
Dalam penutupan tersebut, sekaligus diluncurkan tema Bulan Bahasa Bali V yaitu Segara Kerthi Campuhan Sarwa Prani.