Badung (ANTARA) - Sekitar 260 orang peserta mengikuti penyelenggaraan kegiatan Bulan Bahasa Aksara dan Sastra Bali Kabupaten Badung Tahun 2022 sebagai upaya pelestarian kearifan lokal di wilayah Bali.
"Para peserta itu berasal dari perwakilan masing-masing desa adat, generasi muda, pelajar dan bendesa atau kepala desa adat se-Kabupaten Badung," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Badung Gde Eka Sudarwitha di Mangupura, Kamis.
Ia mengatakan, sejumlah perlombaan yang diselenggarakan pada kegiatan itu diantaranya adalah menulis sastra Bali, membaca sastra Bali, bercerita Bali serta lomba pidato antar bendesa adat serta debat menggunakan bahasa Bali.
Berbagai perlombaan yang diselenggarakan dalam Bulan Bahasa Aksara dan Sastra Bali Kabupaten Badung Tahun 2022 itu diharapkan dapat terus melestarikan bahasa, aksara dan sastra Bali khususnya kepada generasi muda.
Baca juga: Gubernur: Pelestarian Bahasa Bali tak boleh terhenti meski pandemi
"Kegiatan ini juga bertujuan untuk menyebarluaskan penggunaan bahasa aksara dan sastra Bali dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Selain itu, dengan penggunaan bahasa Bali juga menjadi bukti masyarakat Bali yang mampu mengeluarkan aura kewibawaan Bali," katanya.
Gde Eka Sudarwitha menjelaskan, Bulan Bahasa Aksara dan Sastra Bali tahun 2022 mengambil tema "Danu Kertih Gitaning Toyo Ning" yang memiliki makna agar setiap manusia dapat menjaga kelestarian sumber air yang ada di seluruh Bali sebagai salah satu sumber kehidupan umat manusia.
"Untuk dasar pelaksanaan Bulan Bahasa Bali ini adakah Peraturan Gubernur Bali No 80 tahun 2018 tentang Perlindungan Penggunaan Bahasa Bali Serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali dengan pembiayaannya yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung 2022," ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Badung I Wayan Adi Arnawa mengungkapkan bahwa pelaksanaan Bulan Bahasa Aksara dan Sastra Bali Kabupaten Badung Tahun 2022 merupakan wujud dari komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan kearifan lokal Bali.
Kegiatan itu juga merupakan salah satu bentuk implementasi salah satu program Pemkab Badung yaitu Pro Culture atau memiliki keberpihakan terhadap pelestarian budaya lokal.
"Semoga semakin hari masyarakat dapat semakin sadar akan keberadaan kearifan lokal kami sebagai kekuatan yang selalu ada di tengah kehidupan," katanya.