Denpasar (Antara Bali) - Keterwakilan perempuan Bali di kancah politik mulai dirasakan meningkat sebesar 7,5 persen dengan berhasil menduduki kursi legislatif baik pada level pusat hingga tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
"Keterlibatan perempuan dalam berpolitik sudah cukup terlihat geliat - geliat dengan adanya kesempatan yang terbuka. Perempuan di Bali mulai ikut terjun ke politik," kata Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bali Sruti, Luh Riniti Rahayu, dalam Diskusi Publik membahas Dinamika Perempuan Bali Dahulu dan Kini di Denpasar, Selasa.
Data yang dirilis lembaga perlindungan perempuan dan anak itu menyatakan berdasarkan Hasil Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2009, tercatat ada 30 wakil rakyat perempuan yang duduk di dewan provinsi dan kabupaten di Bali.
Keterwakilan perempuan menjadi anggota legislatif di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jembrana merupakan yang paling banyak yakni enam orang. Sedangkan untuk DPRD Provinsi Bali, terdapat empat orang perempuan sedangkan yang lainnya hampir seluruh kabupaten dan kota di Bali ada perwakilan perempuan.
Jumlah tersebut meningkat dari hasil Pemilu tahun 2004 yang hanya mewakilkan 18 orang perempuan di gedung dewan. Riniti mengungkapkan bahwa kesadaran perempuan Bali untuk terjun ke dunia politik sejatinya telah dimulai pada era kolonial Belanda, dengan lahirnya perkumpulan Shanti pada tahun 1923 yang mendirikan sekolah perempuan pertama di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng.
Menurut dia, hingga masa reformasi, gerakan perempuan secara masif telah memperjuangkan keterwakilannya di bidang politik. Menjelang Pemilu 2014, ia menilai perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat pemilih akan pentingnya perempuan di kancah perpolitikan.(DWA/T007)
Perempuan Berpolitik Naik 7,5 Persen
Selasa, 14 Agustus 2012 13:24 WIB