"Jadi bagaimana keseharian hidup kita, aktivitas sehari-hari, serta berbagai pengalaman dan momen yang kita unggah di media sosial. Hal inilah yang menyebabkan era media sosial disebut sebagai era matinya ruang privasi," kata Wahyu saat dikonfirmasi di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan meskipun bagi sebagian orang ada yang sudah menyadari dan menerima situasi tersebut, karena menilai media sosial menawarkan keasyikan yang lebih banyak.
Baca juga: Hindari hoaks, KPI dorong 'media baru' edukasi publik
Baca juga: Hindari hoaks, KPI dorong 'media baru' edukasi publik
Sementara, aktivitas bermedia sosial dengan intensitas yang terlalu sering dalam mengekspos hal-hal bersifat pribadi ke ranah publik tentu bisa menimbulkan kerentanan baru. Salah satunya adalah cyber crime atau kejahatan dunia maya.
Menurut Wahyu dibutuhkan literasi digital dan sikap kritis pengguna media sosial agar tidak sekadar mengikuti tren dunia maya tanpa menimbang berbagai risiko yang bisa ditimbulkannya.
"Literasi digital ini sangat penting, karena sebagian masyarakat kita masih menganggap dunia maya sebagai “permainan”, atau dengan kata lain, belum cukup bijak dan dewasa dalam penggunaannya," ucap Wahyu menjelaskan.
Baca juga: Kominfo minta perusahaan media tak hanya kejar "rating"
Dikatakannya, aktivitas di dunia maya sebenarnya memiliki fungsi sebagai sarana hiburan. Tetapi poin pentingnya dari awalnya internet, dunia maya, atau media sosial ditujukan untuk mempermudah komunikasi atau “mendekatkan yang jauh” serta berbagai informasi yang bermanfaat bukan sebagai sarana permainan.
Salah satu contoh dampak negatif yang ditimbulkan dari matinya ruang privasi ini, yaitu penggunaan fitur "Add Yours" yang memiliki risiko pencurian data pribadi pengguna. Hal tersebut bisa timbul ketika pengguna dikhawatirkan tidak berhati-hati dalam membagikan data informasi pribadi sehingga dapat diakses dengan mudah.
Selain itu, yang sempat beberapa kali terjadi, kasus perampokan rumah akibat pelaku kriminal yang sebelumnya mengobservasi aktivitas keseharian pemilik rumah di media sosial.
"Kejadian-kejadian itu seharusnya membuat kita semua pengguna media sosial, semakin mawas membagikan aktivitas keseharian di dunia maya, terlebih jika ada fitur-fitur media sosial yang secara sengaja menanyakan hal-hal privat kepada kita, sebagaimana terjadi akhir-akhir ini," katanya.