"Apapun aktivitas anak-anak semuanya perlu pengawasan. Apalagi selama penyelenggaraan 'Rahinan Galungan' (Hari Raya Suci Umat Hindu) ada tradisi Ngelawang (berkeliling di jalan raya mengenakan Barong) maka harus ada orang dewasa, supaya meminimalkan kecelakaan," kata Komisioner KPPAD Bali Bidang Pendidikan dan Kebudayaan I Kadek Ariasa saat dikonfirmasi di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan bagi anak-anak di Bali, yang aktif menjalankan tradisi, KPPAD Bali tetap mendukung berbagai kegiatan positif bidang seni budaya.
Selain itu, adat Ngelawang ini bisa menjadi pengisi waktu luang saat libur hari raya sekaligus sebagai bagian pelestarian budaya Bali.
Namun juga perlu ketegasan agar mengajak pendamping dan pengawas untuk menjamin keamanan dan keselamatan anak selama mengikuti kegiatan ini.
"Kebetulan saya sebagai Komisioner bidang Pendidikan, kegiatan kebudayaan dan kegiatan waktu luang, sangat relevan dengan masalah tersebut karena wadah dan tujuan positif kegiatan ini berpotensi tercederai dengan membiarkan anak-anak tanpa ada pengawasan," jelasnya.
Sebelumnya, seorang remaja di Kabupaten Gianyar Bali tewas tertabrak sepeda motor setelah mengikuti tradisi Ngelawang pada Minggu (14/11).
Terkait peristiwa tersebut, KPPAD Bali meminta pengawasan penuh dari orang tua maupun aparat desa setempat.
"Bagi dunia pendidikan, agar setiap kasus kekerasan termasuk korban kecelakaan seperti ini bisa dijadikan pelajaran untuk menghindari insiden serupa," katanya.
Menurutnya, saat ini dunia pendidikan memang kurang dalam menjadikan pengalaman kasus sebagai bahan pembelajaran, dan terlalu fokus dengan urusan beban tugas akademik.
Untuk itu, langkah-langkah antisipasi ke depan bisa dimulai dari orang tua yang memiliki peran utama untuk memastikan keamanan atas putra-putrinya.
Selain itu, juga diperlukan peran dari seluruh aparat wilayah untuk mendampingi sekaligus mengawasi secara bergilir termasuk bekerja sama dengan aparat kepolisian wilayah desa setempat.