Singaraja, Buleleng (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali, untuk mengeksplorasi potensi komoditas unggulan yang dapat dikembangkan lebih jauh untuk memasuki pasar ekspor.
"Kemarin, saya bertemu pelaku usaha yang memproduksi wine dan anggur yang mereka gunakan dari Buleleng. Saya kira anggur Bali sangat disukai di Jakarta juga," kata Teten saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Buleleng, Sabtu.
Menurut dia, anggur Buleleng sangat khas dan ini bisa dikembangkan lebih besar melalui korporatisasi petani.
Baca juga: Menkop resmikan Smesco Hub Timur di Bali untuk UMKM
Saat menyaksikan penandatanganan MoU antara Indonesia Creative Cities Network (ICCN) dan Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam Pengembangan ekonomi kreatif, Teten mencontohkan beberapa potensi yang dapat dikembangkan oleh Buleleng dari sektor hortikultura yakni beragam buah-buahan tropis yang diminati dunia.
"Tidak hanya anggur, komoditas lainnya seperti manggis, mangga, dan banyak lagi yang lain dari Buleleng juga dapat dikembangkan," katanya.
Teten menambahkan bahwa saat ini permintaan ritel ekspor semakin meningkat. Ini menjadi kesempatan besar bagi pelaku UMKM untuk terlibat dalam ekspor.
Dia menuturkan bahwa saat ini ekspor dapat dilakukan dalam skala kecil. Maka dari itu, kesempatan bagi UMKM semakin terbuka lebar, tapi dengan syarat UMKM harus mampu membenahi kualitas dari produknya
"Jadi tidak usah dalam skala besar ekspor, 100 kg kopi dikirim ke Eropa, Singapura dan lainnya itu biasa. Walaupun dikirim dalam skala kecil, kualitas produknya harus dijaga," ujar Teten.
Menurut Teten, Buleleng merupakan tempat yang eksotik dan memiliki segudang potensi dengan beragam komoditas yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Baca juga: BI Bali: Lakukan B2B dan G2G guna turunkan inflasi di Buleleng
Di tempat yang sama, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menambahkan bahwa Kabupaten Buleleng merupakan wilayah terbesar di Bali atau mencapai 24,5 persen. Dengan wilayah sebesar ini, Buleleng dikatakan memiliki beragam komoditas unggulan mulai dari bawah, menengah, sampai paling tinggi.
"Kami punya kopi arabika yang menjadi unggulan kami. Ada juga desa anggur dan baru-baru ini kami mengizinkan pendirian pabrik wine di Buleleng untuk menjadi wine lokal unggulan," ucap Agus.
Agus juga mengamini ucapan MenKopUKM dan mendorong para pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas dan produksi komoditas unggulan. Hal ini dilakukan agar Kabupaten Buleleng dapat menjangkau pasar ekspor.
"Sekarang teman-teman UMKM tinggal memikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk menjangkau ekspor sehingga tercapai stabilitas produksi," pungkasnya.