Badung (ANTARA) - Musyawarah Nasional XVI Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) yang diselenggarakan di Provinsi Bali, 27-29 Oktober 2021, akan mendialogkan paradigma baru profesi arsitek di Indonesia dan sekaligus memilih Ketua Umum IAI periode 2021-2024.
"Selama ini banyak pandangan dari masyarakat bahwa arsitek itu hanya sebagai tukang gambar. Padahal profesi arsitek sesungguhnya adalah penggagas, menstranslasikan yang abstrak menjadi nyata," kata Sekjen IAI Ariko Andikabina, di Kuta, Badung, Selasa.
Oleh karena profesi arsitek sering dipandang sebatas tukang gambar, sehingga penghargaan terhadap profesi inipun menjadi kurang pas, termasuk dalam proyek-proyek yang didanai pemerintah, seringkali yang akhirnya terpilih para arsitek yang dapat memberikan penawaran harga terendah dan bukan mencari mereka yang dapat memberikan karya terbaik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Melalui perubahan paradigma profesi arsitek, ujar Ariko, diharapkan para arsitek tidak saja hasil karyanya lebih dihargai di dalam negeri, sekaligus bisa digunakan hingga ke mancanegara.
Baca juga: Ikatan Arsitek Indonesia putuskan tiga kandidat ketua umum
Terkait dengan Ikatan Arsitek Indonesia yang didirikan secara resmi pada 17 September 1959 juga telah melalui jalur panjang dalam mewarnai pembangunan di negeri ini.
"Terlebih dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek merupakan berkah yang menaungi seluruh sejawat arsitek Indonesia karena profesi aritek dan praktik arsitek akhinya mendapat pengakuan negara," ujarnya.
Munas IAI, lanjut dia, menjadi momentum untuk mengevaluasi diri dan bangkit guna menyongsong perubahan paradigma dan tantangan dunia profesi arsitek ke depan
Sementara itu, Ketua Panitia Munas XVI IAI Nova Kristina mengatakan kegiatan munas akan dilaksanakan secara hibrid (perpaduan daring dan luring) dengan menerapkan prokes yang ketat.
Hingga saat ini jumlah anggota aktif Ikatan Arsitek Indonesia mencapai 21 ribu orang. Dari dari jumlah tersebut baru 8.000 orang yang melakukan sertifikasi (data tahun 2020) dengan sebaran kepengurusan sudah merata pada 34 provisi, 6 wilayah dan 1 perwakilan di Singapura.
Oleh karena pelaksanaan munas masih di tengah pandemi, maka yang sudah mengkonfirmasi hadir langsung dalam munas sebanyak 300 orang yang merupakan perwakilan pengurus dari 34 provinsi, 6 wilayah dan 1 perwakilan Singapura.
"Peserta munas dan panitia sebelum memasuki hotel harus menjalani rapid antigen dan yang hasilnya negatif yang boleh mengikuti munas," ucapnya.
Selain membahas perubahan paradigma profesi arsitek, munas juga akan diisi dengan debat kandidat calon Ketua Umum IAI yakni Georgius Budi Yulianto, Ahmad Saifudin Mutaqi dan I Ketut Rana Wiarcha. Sedangkan pemilihannya akan menggunakan sistem e-voting yang akan ditutup pada 29 Oktober pukul 12.00 Wita.
"Paralel dengan pelaksanaan debat kandidat juga akan dilakukan TOT mengenai kode etik profesi arsitek," ucap Nova sembari mengatakan pembukaan Munas IAI kali ini juga akan dihadiri Menteri PUPR dan Gubernur Bali.
Guna menonjolkan ciri khas Pulau Dewata, Munas IAI akan menyuguhkan kuliner-kuliner khas Bali dengan penyajian seperti layaknya warung-warung di Bali. Nanti juga ada ajang penyerahan IAI Award kepada karya-karya arsitek yang terbaik.
Sedangkan Ketua Panitia Pemilihan (Panlih) Munas XVI IAI, Don Ara Kian menambahkan, sampai mengerucut tiga kandidat calon Ketua Umum IAI tersebut, sebelumnya telah diawali dengan proses verifikasi dan penjaringan.
Bahkan mereka juga sudah dua kali menyampaikan visi dan misi. "Untuk debat kandidat yang akan dilaksanakan dalam munas kali ini akan menghadirkan dua panelis," ucapnya.
Munas IAI di Bali dialogkan paradigma baru profesi arsitek Indonesia
Selasa, 26 Oktober 2021 20:58 WIB