Denpasar (ANTARA) - Arsitek Popo Danes di Denpasar, Bali, mengedukasi desain tata kota kepada murid sekolah dasar (SD) untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan guna mengisi libur sekolah.
"Edukasi ini melatih kepekaan mereka sejak dini terhadap masalah perkotaan dan pentingnya menjaga lingkungan sekitar dan mengajarkan konsep keberlanjutan," kata arsitek Nyoman Popo Priyatna Danes atau Popo Danes di Denpasar, Bali, Sabtu.
Sebanyak 120 orang murid sekolah dasar (SD) yang rata-rata berusia sekitar 5-12 tahun mengikuti lokakarya sehari secara gratis itu yang sudah diadakan sejak 2002.
Materi yang diberikan kepada anak-anak terkait reboisasi, abrasi, persoalan lingkungan seperti masalah sampah dan pembangunan kota yang masif, cepat, tidak terkendali serta diiringi dengan peningkatan populasi penduduk.
Pada edukasi bertajuk "Arsitek Penyelamat Kota", materi kemudian disajikan secara ringan, interaktif, dengan aktivitas langsung serta diselingi permainan agar mereka mudah memahami terkait dunia desain.
Untuk dapat menyelamatkan dan membangun kembali kota mereka, para peserta diajak menyelesaikan serangkaian tantangan misalnya memilah dan mengelola sampah hingga tantangan membangun kota.
"Harapannya menjadi kegiatan yang menyenangkan sekaligus edukatif di sela libur sekolah. Ini tidak hanya akan menjadi kenangan tetapi juga menjadi inspirasi untuk mempelajari lebih lanjut tentang seni dan lingkungan dalam ilmu arsitektur," ucapnya.
Tak hanya itu, ia mengharapkan edukasi tersebut menjadi pemantik untuk menemukan potensi-potensi baru yang akan melahirkan ide dan gagasan inovatif dalam dunia arsitektur masa depan.
Pasalnya saat ini perkembangan arsitek juga bersamaan dengan kecanggihan teknologi yang perlu diikuti kesadaran akan lingkungan kepada anak-anak sejak dini.
"Animo anak-anak belajar desain itu besar dan desain saat ini sudah berbeda. Dulu saya menggunakan pensil, saat ini sudah serba digital," ucapnya.
Popo menambahkan selain mengenalkan dunia desain, edukasi itu diharapkan membantu anak-anak memahami pentingnya desain dalam kehidupan sehari-hari dan menggali potensi merekan di bidang arsitektur.
Selain itu, edukasi itu juga menumbuhkan ruang kreatif sekaligus menambah rekreasi bagi semua anak, terutama mereka yang kurang memiliki akses untuk mengikuti program liburan selama musim libur sekolah