Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengecam penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap tenaga kesehatan dan guru di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Menurut dia, negara harus hadir dan menggunakan kekuatan yang diperlukan untuk mengeliminasi semua potensi ancaman terhadap warga Papua demi tegaknya hak asasi dan keadilan sosial di Papua.
"Masyarakat khususnya perempuan dan anak sebagai kelompok yang rentan harus mendapatkan perlindungan dan pemenuhan hak untuk dapat hidup aman, bebas dari segala aksi kekerasan, apalagi sampai menghilangkan nyawa. Karena tidak boleh ada toleransi sekecil apapun terhadap segala bentuk kekerasan dan kita harus bebas dari segala bentuk diskriminasi. Hal tersebut sejalan dengan prinsip The Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW) yakni perlindungan dan penegakan hak perempuan yang paling komprehensif serta sangat penting karena hal itu telah menjadikan segi kemanusiaan perempuan sebagai fokus dari keprihatinan HAM," kata Menteri Bintang melalui siaran pers di Jakarta, Senin.
Tragedi pembakaran Puskesmas Kiwirok yang dilakukan KKB mengakibatkan tewasnya tenaga kesehatan Gabriella Meilani (22).
"Hal tersebut sangat memprihatinkan, khususnya ketika nakes sedang menjalankan pengabdian kepada masyarakat," katanya.
Dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak bagi perempuan korban kekerasan insiden penyerangan tenaga kesehatan dan guru di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua oleh KKB, Kemen PPPA akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memberikan pendampingan baik psikolog, hukum dan reintegrasi.
"Saya beserta jajaran Kemen PPPA menyatakan duka cita sedalam-dalamnya atas gugurnya pahlawan kemanusiaan nakes Gabriella Meilani serta hilangnya Gerald Sokoy yang telah mendedikasikan hidupnya melayani warga masyarakat pedalaman di Papua khususnya di Kabupaten Pegunungan Bintang," kata Menteri Bintang.
Menteri PPPA kecam KKB serang nakes dan guru di Papua
Senin, 20 September 2021 14:53 WIB