Denpasar (Antara Bali) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memandang Bali sangat potensial dikembangkan menjadi kawasan wisata yang digunakan untuk kegiatan rapat, insentif, konferensi dan pameran (MICE).
Direktur MICE dan Promosi Kemenparekraf Rizki Handayani di Denpasar, Selasa menyampaikan potensi itu tidak hanya datang dari wisatawan asing, namun juga dari wisatawan domestik.
Ia menyampaikan, dari 34 kementerian, sebagiannya mengadakan berbagai kegiatan di Bali. Belum lagi ada sekitar 440 perusahaan multinasional yang dalam setahunnya juga menggelar even di Pulau Dewata.
"Oleh karena itu, Bali tidak akan pernah sepi," ucapnya saat menjadi pembicara pada diskusi Selasa Pariwisata yang digelar oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI Bali) itu.
Namun sayangnya, kata dia, pengelolaan wisata "meeting, incentive, conference dan exhibition" (MICE) secara nasional terkesan masih bekerja sendiri-sendiri, sehingga masalahnya pun menjadi diselesaikan parsial.
"Ke-34 kementerian, dengan dua kali saja mengadakan kegiatan di Bali dan ditambah 440 perusahaan multi nasional mengadakan even di bali, maka Bali tidak pernah sepi, belum lagi kegiatan konferensi internasional," ujarnya.
Menurut dia, yang terpenting untuk mendukung proram MICE berjalan adalah adanya pengelolaan destinasi dan pemasaran agar mampu bersaing.(LHS/T007)
Direktur MICE dan Promosi Kemenparekraf Rizki Handayani di Denpasar, Selasa menyampaikan potensi itu tidak hanya datang dari wisatawan asing, namun juga dari wisatawan domestik.
Ia menyampaikan, dari 34 kementerian, sebagiannya mengadakan berbagai kegiatan di Bali. Belum lagi ada sekitar 440 perusahaan multinasional yang dalam setahunnya juga menggelar even di Pulau Dewata.
"Oleh karena itu, Bali tidak akan pernah sepi," ucapnya saat menjadi pembicara pada diskusi Selasa Pariwisata yang digelar oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI Bali) itu.
Namun sayangnya, kata dia, pengelolaan wisata "meeting, incentive, conference dan exhibition" (MICE) secara nasional terkesan masih bekerja sendiri-sendiri, sehingga masalahnya pun menjadi diselesaikan parsial.
"Ke-34 kementerian, dengan dua kali saja mengadakan kegiatan di Bali dan ditambah 440 perusahaan multi nasional mengadakan even di bali, maka Bali tidak pernah sepi, belum lagi kegiatan konferensi internasional," ujarnya.
Menurut dia, yang terpenting untuk mendukung proram MICE berjalan adalah adanya pengelolaan destinasi dan pemasaran agar mampu bersaing.(LHS/T007)