"Dari kegiatan ekspor ini, kami melihat potensi dan nilai yang lebih karena di belakang Koperasi Kerta Semaya Samaniya terdapat kelompok tani (termasuk petani wanita) yang berjuang menghidupi keluarganya, belum lagi devisa hasil ekspor yang dihasilkan, hal-hal tersebut tentunya sangat berarti bagi mereka di tengah kondisi pandemi ini,” kata Kepala Kantor Bea Cukai Ngurah Rai Kusuma Santi dalam siaran persnya di Denpasar, Bali, Kamis.
Ia mengatakan bahwa Bea Cukai di Bali memiliki sejumlah fasilitas untuk meningkatkan ekspor, dan seluruh jajaran Bea Cukai di Bali siap berkolaborasi memberikan asistensi, bimbingan dan layanan.
Baca juga: Kementan serahkan bantuan sarana produksi perkebunan di Bali
Untuk Bea Cukai Ngurah Rai, ada inovasi layanan yaitu KLINIK yang secara khusus bertugas untuk meningkatkan potensi ekspor sesuai kewenangan yang dimiliki.
"Kami menyediakan asistensi, bimbingan dan panduan, sehingga dapat terlaksana ekspornya. Kami berharap dengan pengiriman melalui udara, barang lebih cepat tiba di tempat tujuan dengan kualitas terjaga, sehingga dimungkinkan mempercepat repeat order (pemesanan kembali). Jika ekspor ini rutin dilakukan, bukan tidak mungkin dapat dilirik maskapai untuk dapat mengakomodir penerbangan rutin yang juga dapat dimanfaatkan oleh UMKM-UMKM lainnya di Bali," katanya.
Sementara itu, Direktur Yayasan Kalimajari Agung Widi menambahkan Koperasi Kerta Semaya Samania (KSS) selama ini merupakan eksportir kakao jalur laut yang kali ini melakukan ekspor perdananya melalui jalur udara menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
“Hari ini, pertama kalinya kami melakukan ekspor menggunakan moda udara komoditas kakao lokal produksi Koperasi KSS hasil binaan kami dari Yayasan Kalimajari dan juga mengirimkan produk kami menggunakan jalur udara. Bagi kami, waktu di perjalanan begitu krusial guna menjamin kualitas kakao yang kami kirim tidak menurun selama dalam perjalanan sampai nantinya dapat diterima oleh pembeli di luar negeri," katanya.
Ia menjelaskan Koperasi KSS merupakan kelompok tani KITE IKM di bawah binaan Yayasan Kalimajari dalam proses hulu hingga hilir. Kata dia, ekspor kakao oleh Koperasi KSS ini merupakan kabar baik bagi perekonomian lokal di tengah keterpurukan pariwisata Bali di masa pandemi ini.
Baca juga: Menkop/UKM dorong petani kakao Bali tingkatkan kualitas produksi (video)
"Devisa ekspor yang dihasilkan mampu mendukung pergerakan roda ekonomi masyarakat setempat," katanya.
Ia mengatakan bahwa Bea Cukai di Bali memiliki sejumlah fasilitas untuk meningkatkan ekspor, dan seluruh jajaran Bea Cukai di Bali siap berkolaborasi memberikan asistensi, bimbingan dan layanan.
Baca juga: Kementan serahkan bantuan sarana produksi perkebunan di Bali
Untuk Bea Cukai Ngurah Rai, ada inovasi layanan yaitu KLINIK yang secara khusus bertugas untuk meningkatkan potensi ekspor sesuai kewenangan yang dimiliki.
"Kami menyediakan asistensi, bimbingan dan panduan, sehingga dapat terlaksana ekspornya. Kami berharap dengan pengiriman melalui udara, barang lebih cepat tiba di tempat tujuan dengan kualitas terjaga, sehingga dimungkinkan mempercepat repeat order (pemesanan kembali). Jika ekspor ini rutin dilakukan, bukan tidak mungkin dapat dilirik maskapai untuk dapat mengakomodir penerbangan rutin yang juga dapat dimanfaatkan oleh UMKM-UMKM lainnya di Bali," katanya.
Sementara itu, Direktur Yayasan Kalimajari Agung Widi menambahkan Koperasi Kerta Semaya Samania (KSS) selama ini merupakan eksportir kakao jalur laut yang kali ini melakukan ekspor perdananya melalui jalur udara menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
“Hari ini, pertama kalinya kami melakukan ekspor menggunakan moda udara komoditas kakao lokal produksi Koperasi KSS hasil binaan kami dari Yayasan Kalimajari dan juga mengirimkan produk kami menggunakan jalur udara. Bagi kami, waktu di perjalanan begitu krusial guna menjamin kualitas kakao yang kami kirim tidak menurun selama dalam perjalanan sampai nantinya dapat diterima oleh pembeli di luar negeri," katanya.
Ia menjelaskan Koperasi KSS merupakan kelompok tani KITE IKM di bawah binaan Yayasan Kalimajari dalam proses hulu hingga hilir. Kata dia, ekspor kakao oleh Koperasi KSS ini merupakan kabar baik bagi perekonomian lokal di tengah keterpurukan pariwisata Bali di masa pandemi ini.
Baca juga: Menkop/UKM dorong petani kakao Bali tingkatkan kualitas produksi (video)
"Devisa ekspor yang dihasilkan mampu mendukung pergerakan roda ekonomi masyarakat setempat," katanya.