Denpasar (Antara Bali) - Pemilihan dan pengembangan sebuah kawasan menjadi desa wisata difokuskan pada keunikan budaya di daerah setempat, kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ida Bagus Kade Subhiksu.
"Desa wisata perlu karakteristik tertentu, selain faktor keindahan alamnya," katanya di Denpasar, Rabu.
Jika yang menjadi dasar pengembangan desa wisata hanya keindahan alam, menurut dia, justru tidak akan terlalu menarik minat wisatawan asing untuk mengunjunginya karena di negara mereka sangat banyak tempat wisata alam yang jauh lebih menarik.
Ia menambahkan, tren wisatawan saat ini justru ingin langsung melihat kegiatan atraksi wisata. Para wisatawan tidak hanya ingin menginap di desa wisata, sekaligus mereka tertarik melihat gaya hidup dan aktivitas masyarakat seperti kegiatan mencangkul di sawah, menanam padi, hingga memetik kopi.
"Intinya, yang dipilih adalah desa yang memiliki keunikan budaya, penataannya bagus. Apalagi kalau alamnya hijau, itu lebih bagus lagi. Wisatawan Eropa cenderung menyukai desa-desa yang unik," kata Subhiksu.
Untuk mendukung program desa wisata, Pemprov Bali mencanangkan setiap tahun ada tiga lokakarya pengembangan desa wisata. Pihaknya akan melihat desa-desa yang potensial dikembangkan menjadi tujuan berwisata. "Bagi desa yang terpilih, masyarakatnya akan kami bina dan disadarkan untuk ikut menata desanya," ucapnya.(LHS/T007)