Singaraja, Buleleng (ANTARA) - Tim Akademisi Undiksha, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, Dr. I Putu Mas Dewantara, S.Pd., M.Pd., menyatakan pembelajaran dalam jaringan (daring) saat pandemi COVID-19 harus tetap mempertahankan pembentukan karakter peserta didik, khususnya pada jenjang sekolah dasar.
"Apapun yang terjadi, pendidikan karakter harus terus berjalan. Pendidikan karakter di masa pandemi harus diadakan," kata Mas Dewantara di Singaraja, Buleleng, Rabu.
Baca juga: Guru Besar Undiksha Singaraja kritisi proses pendidikan saat COVID-19
Ia mengatakan guru-guru SD sebenarnya sudah memiliki kesadaran tentang pentingnya pendidikan karakter, namun banyak guru kesulitan mengintegrasikan muatan pendidikan karakter dalam pembelajaran daring.
"Sehingga perlu dilakukan pelatihan-pelatihan yang intensif juga kepada guru agar pendidikan karakter bisa diimplementasikan dengan baik dalam sistem pembelajaran daring," katanya.
Untuk itu, Undiksa menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang dikhususkan untuk guru-guru. Pada Senin (10/5) lalu, Undiksha memberikan pelatihan untuk guru-guru di SDN 1 Baktiseraga, Buleleng.
Baca juga: Rektor Undiksha: mahasiswa harus adaptif hadapi pandemi COVID-19
Selain Mas Dewantara yang memberikan materi "Pembelajaran Daring Bermuatan Pendidikan Karakter" dalam pelatihan tersebut, akademisi lainnya juga turut memberikan pelatihan yakni Prof. Dr I Nengah Martha, M.Pd. dan Dr. I Putu Mas Dewantara, S.Pd., M.Pd.
Mas Dewantara yang juga sebagai ketua tim menjelaskan pendidikan karakter harus diberikan kepada siswa dalam rangka untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia berkualitas dan mampu menjadi generasi penerus bangsa yang siap bersaing dan berkontribusi dalam pembangunan.
Nilai-nilai dalam pendidikan karakter terdiri atas sikap religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkunga, peduli sosial, dan tanggung jawab.
"Nilai-nilai ini harus ditanamkan sejak dini pada peserta didik, khususnya pada jenjang sekolah dasar, akan tetapi, masih ada guru-guru yang merasa belum mampu menguasai teknologi secara maksimal dan kesulitan dalam pendidikan karakter selama pandemi," jelasnya.
Baca juga: Rektor minta lulusan Undiksha bisa "agile"
Mas Dewantara mengatakan, perlu kreatifitas dari para guru agar bisa mengintergrasikan pembentukan karakter dengan pembelajaran daring. Strategi yang ditawarkan oleh tim adalah dengan melakukan insersi pada materi melalui teks cerita, media, video, dan sebagainya.
"Materi-materi berbasis digital ini bisa diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar pada setiap mata pelajaran. Pada intinya, dalam situasi seperti ini, guru dituntut kreatif," kata akademisi asal Kabupaten Jembrana ini.
Guna mengoptimalkan strategi ini, menurutnya perlu didukung dengan peningkatan fasilitas pembelajaran, akses internet, dan sebagainya baik dari sisi pendidik maupun peserta didik. Selain itu juga kesiapan psikologis pendidik dalam menerapkan pembelajaran secara daring.
Tidak kalah penting lagi adalah perlunya kolaborasi antara sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat dalam pendidikan karakter selama masa pandemi. "Tri pusat pendidikan ini harus bekerja sama untuk mencapai tujuan Generasi Emas Indonesia 2045," katanya.