Samarinda (Antara Bali)- Anak usia dini hingga masa usia Taman Kanak-kanak tidak boleh dipaksa belajar membaca, menulis, dan berhitung karena daya pikirnya belum mampu, sehingga cara yang tepat menanganinya adalah dengan bermain sambil belajar.
"Selama ini masih banyak ditemukan orang tua yang memaksa anaknya agar bisa membaca dan menulis, bahkan dipaksa dapat berhitung. Padahal cara seperti belum dapat diterima dengan kemampuan IQ atau kecerdasan pikiran anak," ujar Ketua Yayasan Bima Tadzkiya, Hj Nani Heriyani di Samarinda, Sabtu
Pernyataan itu diungkapkan Nani saat memberikan sambutan dalam pelepasan siswa Taman Kanak-kanak (TK) dan Kelompok Bermain Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Raudhatul Jannah di Jl. P Suryanata, Gg Hikmah, Samarinda.
Anak usia dini, lanjutnya, daya pikirnya lebih banyak menyerap hal-hal yang bersifat permainan, sehingga jika ada orang tua atau guru Paud yang masih memaksakan anak untuk calistung, maka hal itu jelas tidak sesuai dengan kemampuan dan cara berfikir anak.
Cara yang paling tepat agar anak dapat melakukan calistung adalah melalui permainan yang di dalamnya mengandung unsur bacaan, pengenalan huruf secara perlahan, dan terdapat angka-angka dalam permainan tersebut.(LHS/T007)