Jakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo meminta Pemerintah segera mengevaluasi secara menyeluruh kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista), setelah kapal selam KRI Nanggala-402 karam di perairan utara Pulau Bali.
“Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan bersama TNI harus melakukan evaluasi menyeluruh, terutama terhadap sistem perawatan alat utama sistem persenjataan,” kata Bambang Soesatyo atau yang akrab disapa Bamsoet melalui pesan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Dalam kesempatan itu, Bamsoet mendesak Pemerintah tidak membeli alutsista bekas.
“Tidak boleh kita beli barang bekas lagi. Jika perlu, dilakukan audit terhadap sistem perawatan, perbaikan, dan pemeriksaan (MRO), sgar ke depannya tidak ada lagi nyawa prajurit yang gugur dalam latihan,” kata Bamsoet menegaskan.
Dalam kesempatan yang sama, Bamsoet, penerima Brevet Hiu Kencana sebagai warga kehormatan TNI Angkatan Laut, turut menyampaikan ucapan belasungkawa kepada 53 awak KRI Nanggala-402 yang gugur saat bertugas.
“Insya Allah berbagai pengabdian yang telah mereka berikan untuk negara dicatat sebagai tambahan amal ibadah oleh Tuhan Yang Maha Esa. Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga tetap tabah dan mengikhlaskan kepergian mereka,” kata Bamsoet.
“Para keluarga yang ditinggalkan pun harus bangga, karena mereka adalah patriot kebanggaan bangsa, mengabdikan dirinya sebagai prajurit yang menjaga kedaulatan negara,” ujar Ketua MPR RI menambahkan.
Presiden RI Joko Widodo, di Jakarta, Senin, memberi penghargaan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi serta Bintang Jasa Jalasena kepada 53 prajurit TNI Angkatan Laut yang gugur saat mengemban tugas di KRI Nanggala-402.
Jokowi mengatakan Pemerintah juga menjamin pendidikan putra-putri keluarga prajurit KRI Nanggala-402 akan terus berlanjut sampai jenjang pendidikan strata-1 (S-1).
Pemberian penghargaan kenaikan pangkat diumumkan oleh Presiden satu hari setelah Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto pada hari kelima pencarian, Minggu (25/4), mengumumkan 53 prajurit yang berada dalam kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan gugur.
Panglima TNI menyampaikan kabar duka itu, setelah tim pencari menemukan sejumlah bukti otentik yang menunjukkan KRI Nanggala-402 karam pada kedalaman 838 meter dan badan kapal terbelah jadi tiga bagian.
"Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur. Oleh karena itu, dengan kesedihan yang mendalam selaku Panglima TNI saya nyatakan bahwa 53 personel yang on board KRI Nanggala-402 telah gugur," kata Panglima TNI saat jumpa pers di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali, Minggu.
Ketua MPR minta Pemerintah evaluasi alutsista
Senin, 26 April 2021 14:02 WIB