Denpasar (ANTARA) - Kakesdam IX/Udayana Kolonel Ckm dr I Made Mardika mengatakan vaksinasi COVID-19 tahap pertama untuk anggota TNI di wilayah Kodam IX/Udayana, yaitu Bali, NTT dan NTB dengan vaksin AstraZeneca sudah mencapai 80 persen.
Ia mengatakan untuk jumlah vaksinasi AstraZeneca tahap pertama di lingkungan TNI ada sekitar 16 ribu vial. Kemudian, dibagi setiap wilayah, untuk Bali mendapatkan sekitar 7 ribu vial, NTT 7 ribu vial dan NTB dua ribu vial.
"Minggu-minggu ini ditargetkan sudah habis untuk AstraZeneca. Walaupun ada KIPI atau efek samping pascaimunisasi, ya masih ringan seperti alergi, gatal-gatal dan demam ringan," jelasnya.
Kakesdam menjelaskan bahwa vaksin AstraZeneca lebih banyak menimbulkan efek samping skala ringan, tetapi masih aman. Mulai dari demam ringan, gatal-gatal dan alergi.
"Hal ini mungkin karena AstraZeneca awalnya digunakan untuk vaksin pada lansia, sekarang dipakai untuk vaksinasi dari umur 18-59 tahun. Kandunganya juga berbeda, kalau AstraZeneca itu kuman yang dimatikan, kalau Sinovac itu kuman yang dilemahkan," katanya.
Sedangkan untuk vaksinasi lansia dan penyandang disabilitas, kata Kakesdam, mencapai hampir 70 persen. Menurut dia, agar memenuhi 100 persen, maka penerima vaksin akan dijemput atau didatangi langsung ke rumahnya masing-masing, sehingga ditargetkan sampai akhir April ini tuntas seluruhnya.
"Edukasi awal harus bagus, terutama kejujuran tentang kondisi diri, ada atau tidak penyakit hipertensi, diabetes, dan sebagainya serta disiplin dalam menjaga pola hidup sehat," tegasnya.