Palembang (ANTARA) - Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Sumatera Selatan (Sumsel) Ucok Hidayat menilai penundaan ajang Piala Dunia U-20 dari semula 2021 menjadi 2023 justru membuat daerah yang menjadi lokasi pertandingan jauh siap menjadi tuan rumah.
“Walau kami sudah bekerja keras selama beberapa bulan terakhir untuk mengejar progres, tapi tidak ada kekecewaan bagi kami. Justru, ada nilai positifnya, bisa ada waktu untuk lebih menyiapkan daerah,” kata Ucok pada acara menyambut FIFA World Cup 2023 di Griya Agung, Palembang, Senin.
Mantan manajer Sriwijaya FC itu mengatakan keputusan FIFA (otoritas sepak bola dunia) yang menunda pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia itu terbilang wajar karena saat ini penyebaran virus corona masih belum terkendali.
Adanya virus jenis baru dari London, Inggris menjadi salah satu alasan utama diambilnya keputusan tersebut.
Baca juga: Tim putri Indonesia peringkat enam pada Piala Dunia 3x3 U-18
“Seluruh negara Eropa saat ini melakukan lockdown, negara kita pun juga untuk kedatangan dari Eropa. Artinya FIFA melihat ini sebagai ancaman yang luar biasa,” kata Ucok menambahkan.
Saat ini, Sumsel sebenarnya sudah sangat siap untuk menyelenggarakan ajang kelas dunia itu, mulai dari sarana dan prasarana hingga kesiapan SDM-nya.
Dalam beberapa kali kunjungan tim teknik PSSI Pusat, Sumsel selalu mendapatkan pujian atas progres yang telah dicapai. Bahkan, saat kunjungan Menpora Zainudin Amali sekitar tiga pekan lalu sudah dipastikan Sumsel siap menggelar Piala Dunia U-20.
“Apa yang sudah dicapai ini akan terus kami jaga, misal perawatan rumput akan tetap dilakukan, begitu juga dengan tiga lapangan untuk proyeksi latihan yang sudah dibongkar akan terus dikerjakan sesuai target,” kata dia menegaskan.
Baca juga: PSSI sambut kemenangan timnas U-19 atas Qatar
Sementara itu, berdasarkan laporan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Selatan diketahui progres perbaikan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang telah mencapai 100 persen. Begitu pula dengan Stadion Madya Bumi Sriwijaya yang juga telah mencapai 100 persen.
Sumsel tinggal menyisakan perbaikan lapangan latihan yaitu lapangan atletik (bobot pekerjaan 22.000), lapangan panahan (bobot pekerjaan 18.000) dan lapangan bisbol (bobot pekerjaan 23.000).
Gubernur Sumsel Herman Deru dalam kesempatan yang sama mempunyai pendapat yang sama yaitu penundaan ini membuat Sumsel menjadi lebih percaya diri menjadi tuan rumah.
“Ketika dipilih, saat mendadak sekali, semua dilakukan dengan cepat. Sebenarnya saya juga belum puas juga jika ini dilakukan Mei 2021, ini justru kasih sayang Tuhan untuk lebih baik lagi,” kata Herman Deru.