Denpasar (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Kadisdikpora) Denpasar I Wayan Gunawan mengatakan meski pembelajaran berlangsung secara daring, penguatan karakter bagi siswa tetap dilakukan dengan menyisipkan di setiap mata pelajaran.
"Penguatan karakter dilaksanakan melalui penyisipan dalam setiap mata pelajaran, melalui pendidikan ekstra wajib, seperti pelajaran pramuka, melalui keteladanan guru, pendidikan keluarga dan praktik-praktik di sekolah maupun di rumah, salah satunya berdoa sebelum dan sesudah pelajaran," katanya kepada ANTARA per telepon di Denpasar, Bali, Minggu.
Salah satu cara mewujudkan karakter di saat pandemi ini, yaitu melalui orang tua sebagai pendamping belajar dari rumah. Dari tugas-tugas yang diberikan, diupayakan mengarah ada muatan pendidikan karakter.
Sebelum pandemi, metode penguatan karakter di wilayah pendidikan Kota Denpasar dilakukan dengan cara menyisipkan pendidikan karakter pada setiap mata pelajaran yang diajarkan, melalui pelajaran ekstrakurikuler wajib, dalam hal ini ekstrakurikuler pramuka dan melalui pola panutan oleh warga sekolah.
"Situasi pembelajaran daring membuat kegiatan ekstrakurikuler jadi tidak berjalan. Jadi, saat ini upaya untuk membangun karakter diperlukan sinergi yang baik antara sekolah dengan orang tua atau keluarga, karena sejatinya karakter bisa terbangun mulai dari lingkungan keluarga," katanya.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa SD di Denpasar I Putu Alit Wira Yudha Maruta mengatakan selain tugas mata pelajaran lain, ada juga tugas yang mengandung penguatan karakter.
"Saya ada dua anak SD dan SMP yang keduanya melalui belajar daring. Setiap hari ada tugas penguatan karakter selain tugas mata pelajaran lain. Dari sekolah mewajibkan untuk mengirimkan foto atau video penguatan karakter dari anak didik ke guru sekolah. Itu masuk dalam penilaian sekolah," jelas Yudha.
Baca juga: Psikolog: Penguatan karakter sejak dini cegah tindak kriminal anak
Saat ini, guru menerapkan pembelajaran sesuai mata pelajaran dan pengembangan karakter. Salah satunya, membantu orang tua, membersihkan rumah, sembahyang dan aktivitas keseharian.
"Anak kedua kami sertakan les renang dengan jadwal sepekan sekali agar aktivitas fisik lebih maksimal dan sedikit berinteraksi dengan sebaya. Yang bikin video biasanya mata pelajaran yang butuh praktik seperti PJOK, SPDB Agama, dan menghafal," katanya.