Gianyar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali membantu pengembangan Lab Mini MA 11 (lokasi pembuatan microbacter MA 11) di Desa Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, yang hasilnya dapat digunakan meningkatkan produktivitas berbagai komoditas pertanian.
"Lab Mini MA 11 ini nantinya dapat mendukung pembuatan pupuk organik, fungisida nabati dan pestisida organik," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam acara Peresmian Lab Mini MA 11 dan penyerahan Program Sosial Bank Indonesia di Desa Tampaksiring, Gianyar, Jumat.
Menurut Trisno, pengembangan Lab Mini MA 11 yang telah dirintis sejak 2016 itu menjadi bagian upaya pengembangan klaster pertanian dan peternakan secara organik dan ramah lingkungan.
Apalagi, lanjut dia, Tampaksiring menjadi salah satu desa wisata yang bersinergi dengan Kelompok Tani Ternak dan Ikan (KTTI) Pulagan yang merupakan klaster ketahanan pangan KPwBI Provinsi Bali.
Selain itu, ujar Trisno, sinergi desa wisata dengan pertanian, dilakukan untuk menciptakan pembinaan pertanian yang mengangkat konsep Tri Hita Karana (tiga keselarasan atau hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam sekitar).
"Harus ada sinergi untuk membangun desa wisata supaya makin terkenal. Brandingnya sudah ada. Terlebih kalau terus kita jual pakai website, pakai Instagram, Facebook dan media sosial lainnya, tentu bisa menarik wisatawan domestik dan asing berkunjung ke Desa Wisata Tampaksiring," ucapnya.
Baca juga: Gubernur Bank Indonesia luncurkan Desa Wisata Terpadu Tampaksiring-Bali
Potensi Desa Tampaksiring diantaranya memiliki objek wisata alam Candi Gunung Kawi, terasering subak, Sungai Lokasi Tubing Air, Pura Tirta Empul, Istana Presiden Republik Indonesia dan objek wisata penunjang lainnya.
Sementara itu, Dewa Ketut Gata selaku pembuat MA 11 dan anggota klaster KTTI Pulagan Tampaksiring mengatakan dengan pengembangan Lab MA 11 yang difasilitasi KPwBI Provinsi Bali diharapkan bisa mensuplai lebih luas pada petani binaan Bank Indonesia dan juga masyarakat umum untuk mendukung tersedianya pangan sehat.
"Kami tidak saja memproduksi microbacter, tetapi juga produk turunan fungisida dan pestisida nabati, juga pupuk organik cair dan pupuk padat. Selain itu, dengan pengembangan lab ini, kami juga akan mengolah sampah plastik dan sampah organik," ucapnya.
MA 11, lanjut Dewa Gata, awalnya dikenalkan oleh Prof Nugroho. Terbukti dengan penggunaan MA 11 dapat meningkatkan kapasitas produksi di Subak Pulagan, Tampaksiring dari yang awalnya 5,4 ton perhektare menjadi 8,7 perhektare.
"Dengan pengembangan lab, akan kami manfaatkan juga untuk mengaktifkan pengolahan limbah ternak. Di samping nantinya tempat ini bisa dimanfaatkan menjadi sarana edukasi bagi generasi muda," ucapnya.
Anggota Komisi XI DPR I Gusti Agung Rai Wirajaya yang turut hadir dalam kesempatan itu mengatakan penggunaan MA 11 memang telah terbukti memberikan keuntungan peningkatan kualitas produk pertanian.
Baca juga: Di Tampaksiring, obor Asian Games disambut "Hanoman" (video)
Menurut Wirajaya, dari sejumlah kunjungannya ke petani di berbagai wilayah di Provinsi Bali, terbukti bagus kualitas padi, cabai, kakao, bawang merah dan sebagainya yang sudah memakai MA 11.
"Dengan adanya berbagai motivasi dari Bank Indonesia untuk menggerakkan perekonomian bersama pemerintah daerah, mari kita tetap semangat dan bergandengan tangan untuk membangun negeri di tengah pandemi COVID-19," ucapnya sembari berharap agar Pemkab Gianyar terus mendorong pengembangan potensi Desa Tampaksiring.
Selain pengembangan Lab Mini MA 11, melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), KPwBI Provinsi Bali juga memberikan sejumlah bantuan sarana dan prasarana pendukung wisata untuk Desa Tampaksiring.
Diantaranya berupa gapura pintu masuk Desa Wisata Tampaksiring, gazebo di area wisata, serta pemberian bantuan teknis berupa onboarding UMKM untuk mendukung digitalisasi UMKM dari sisi pemasaran, pembayaran, pembiayaan serta sistem pencatatan keuangan berbasis SIAPIK.
Dalam acara yang juga dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Gianyar I Wayan Tagel Winarta itu, juga diserahkan secara simbolis bantuan berupa mesin tenun ATBM untuk dapat digunakan oleh para siswa/siswi di Pasraman Guru Kula, Kabupaten Bangli, untuk berlatih menenun kain endek Bali.
Selain keterampilan tenun, pada Pasraman Guru Kula juga diberikan keterampilan wirausaha untuk membuat kerajinan dari bahan bambu. Untuk mendukung hal tersebut diberikan bantuan mesin belah bambu manual, dan pemipih, mesin poles dan peruncing sebagai peralatan pembuatan kerajinan bambu oleh para siswa.
BI bantu pengembangan Lab Mini MA 11 di Desa Tampaksiring
Jumat, 11 Desember 2020 23:13 WIB