Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster berbagi pengalaman dengan Duta Besar Austria untuk Indonesia Johannes Peterlik terkait penanganan pandemi COVID-19 di Pulau Dewata, yang kini kasus penularannya telah menunjukkan tren penurunan.
"Kita kerja keras betul untuk menurunkan tingkat infeksi harian yang astungkara (atas izin Tuhan-red) kini sudah terus menurun. Tingkat kesembuhan juga ada di angka 91 persen, ditambah tingkat kematian yang terkendali," kata Koster saat menerima Dubes Austria di Rumah Jabatan Jaya Sabha, Denpasar, Jumat.
Dia menyebut peran desa adat melalui perarem (aturan adat) sangat besar, karena turut membantu terciptanya disiplin protokol kesehatan pada masyarakat sesuai kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah.
"Karena itu kalau dibanding daerah lain, Bali termasuk baik dalam penangan pandemi COVID-19. Disiplin masyarakatnya sudah bagus," ucapnya.
Di sisi lain, Koster tidak memungkiri, mewabahnya pandemi virus yang bermula di Wuhan, China, ini menimbulkan dampak luar biasa terhadap perekonomian Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata.
"Sejak bulan Maret lalu, kita zero tourism, karena kebijakan menutup penerbangan. Sekarang mulai membaik karena wisatawan domestik mulai masuk, meski ekonomi masih minus. Kami harapkan akhir tahun ini ada peningkatan lagi, karena ada libur akhir tahun," ujar Gubernur asal Sembiran, Buleleng, ini.
Baca juga: Wagub harapkan China lihat Bali siap menjamu wisman
Apabila penerbangan internasional dibuka kembali, Gubernur Koster menyatakan kesiapan Bali untuk menerima kunjungan wisatawan asing dengan segala hal diperlukan.
"Kita sudah siap sebenarnya, tinggal sekarang kebijakan pusat dan negara lain bagaimana? Kebijakan penerbangan sampai protokol kesehatan diterapkan dengan disiplin di Bali," ujarnya.
Sementara itu, Dubes Johannes Peterlik yang baru bertugas sejak Agustus lalu mengatakan dirinya terkesan dengan penanganan pandemi COVID-19 di Bali. Hal ini ditunjukkan dari data yang terus membaik.
"Saya sangat tertarik dengan perkembangan Bali belakangan ini, yang tentu punya tempat khusus bagi warga di Eropa," kata Johannes.
Pria yang sempat menjabat dubes di sejumlah negara ASEAN ini mengaku, untuk Eropa sendiri, termasuk Austria, kasus COVID-19 menunjukkan tren meningkat, termasuk di negaranya yang kini tengah lockdown total.
Bahkan angka infeksi sempat menyentuh 10 ribu orang dalam sehari di negara berpenduduk 8 juta jiwa tersebut. "Selepas lockdown dibuka, saya pikir akan banyak warga Eropa yang ingin bepergian ke Bali, asalkan lewat kebijakan ketat," ucapnya.
Dia pun berharap ke depan Indonesia, khususnya Bali dan Austria, bisa lebih meningkatkan kerja sama pada berbagai bidang. "Kami juga punya beberapa konsep penggunaan energi bersih yang saya kira bisa membantu kebijakan-kebijakan pemerintah Bali," katanya.