"Untuk belajar tatap muka di luar sekolah ini sudah berlangsung empat bulan, berawal dari surat keterangan yang diminta di Kantor Kepala Desa menyatakan bahwa di wilayah Desa Cempaga adalah tidak terkena COVID-19, dan zonanya hijau. Kami selaku guru kelas 5 bisa mendatangi siswa yang tidak bisa dilakukan secara daring," kata Wali kelas 5 SDN 1 Cempaga I Nyoman Sujaya saat ditemui di Banjar Sumber, Kabupaten Buleleng, Rabu.
Ia mengatakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di luar sekolah ini menjadi salah satu kegiatannya selama pandemi COVID-19, untuk membantu siswa yang tidak bisa melakukan pembelajaran secara daring.
Pembelajaran secara tatap muka atau mendatangi langsung ke rumah siswa ini sudah dilakukan sejak bulan September 2020. Dengan jumlah yang juga dibatasi sesuai dengan anjuran protokol kesehatan COVID-19, yaitu maksimal enam orang.
"Sebenarnya saya melakukan terhadap seluruh siswa tapi kebetulan di Dusun Pendem ini ada enam orang yang ikut. Kemarin saya juga mengajar di dusun lainnya. Jadi ada 9 kelompok dari hari Senin sampai Sabtu, khusus kelas 5 SD saja," ucapnya
Baca juga: COVID-19, Guru di Desa Pedawa-Buleleng berkeliling mengajar ke rumah siswa.
Baca juga: COVID-19, Guru di Desa Pedawa-Buleleng berkeliling mengajar ke rumah siswa.
Ia menambahkan tidak sedikit ada siswa yang juga mendatangi rumahnya karena tidak bisa bergabung dalam kelompok dan tidak memiliki handphone.
Selain itu, pembelajaran tatap muka dilakukan karena beberapa siswa ada yang tidak bisa memperoleh sinyal. Meskipun ada siswa yang telah memperoleh bantuan kuota dari Kemendikbud, tetap kesulitan dalam mencari sinyal.
Beberapa siswa ada yang mencari sinyal di Kantor Desa, Aula sekolah atau menumpang di rumah temannya.
"Jarak rumah siswanya ini jauh-jauh apalagi buat ke sekolah lumayan juga. Makanya saya datangi walaupun jauh, karena dalam situasi COVID-19 dan persiapan ulangan umum semester 1 ini. Tujuannya juga biar tahu, apa sih kendala murid dan apa masalah mereka dalam pembelajaran," kata Sujaya.
Untuk waktu pembelajaran dimulai dari pukul 09.00 WITA sampai dengan 11.00 WITA dan para siswa diperbolehkan membawa makanan dan minuman untuk disantap saat jam istirahat.
Selama pembelajaran daring juga menerapkan protokol kesehatan, seperti jaga jarak, pakai masker, cuci tangan kemudian menggunakan hand sanitizer dan pengukur suhu badan. Jika ada siswa dengan suhu badan lebih dari 37 derajat diminta untuk kembali ke rumahnya.