Badung (ANTARA) - Sejumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayah Provinsi Bali memanfaatkan platform digital untuk memasarkan dan menjual produknya selama masa pandemi COVID-19.
"Dalam kondisi pandemi COVID-19, kami tidak bisa melakukan penjualan secara konvensional atau offline karena sepi pembeli mengingat kunjungan wisatawan ke Bali masih dibatasi," ujar pegiat UMKM yang merupakan pemilik toko daring Dewa Collection Bali, Dewanti Amalia Artasari di Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Ia mengatakan, sejak toko offline-nya tutup, usahanya fokus melakukan penjualan dan melayani pelanggannya secara daring seperti platform Tokopedia.
Menurut dia, dari upaya tersebut, ia justru mengalami peningkatan penjualan produk kerajinan benang yang diproduksi lebih dari lima kali lipat jika dibandingkan sebelum pandemi COVID-19.
"Saya menyarankan pelaku UMKM lain menggunakan platform penjualan daring untuk mempermudah pemasaran dan tetap bisa melakukan protokol kesehatan karena tidak ada kontak fisik dengan pembeli," katanya.
Baca juga: Pemprov Bali dukung industri kreatif di tengah pandemi COVID-19
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali, I Wayan Mardiana juga mendorong strategi go digital untuk para pelaku UMKM dengan memanfaatkan teknologi digital agar bisnisnya terus berputar di masa pandemi ini.
Menurut dia, dari jumlah sekitar 326 ribu Usaha Mikro Kecil Menengah yang tersebar di seluruh kota dan kabupaten di Bali saat ini belum semuanya menggunakan platform digital atau marketplace.
"Dengan tatanan kehidupan era baru, pelaku UMKM harus mengubah mindset dari berjualan secara konvensional sudah mengarah ke digital atau pemasaran secara daring manfaatkan platform digital karena sekarang orang juga berbelanja dengan menghindari kontak langsung," ungkapnya.
Pandemi COVID-19 memang telah memukul ekonomi Bali yang didominasi sektor pariwisata. Selain sektor pariwisata, UMKM di Bali juga merasakan dampaknya. Pemprov Bali juga telah mengeluarkan berbagai regulasi yang bersifat relaksasi untuk meringankan dampak pandemi terhadap UMKM setempat.
Berbagai kebijakan tersebut seperti relaksasi pajak, kemudahan regulasi, bantuan modal, peningkatan kualitas SDM, bantuan teknologi dan promosi. Kebijakan itu dikeluarkan mengingat sektor UMKM berperan signifikan terhadap perekonomian Bali.
Baca juga: Di Karangasem, Menkop dan UKM serahkan Banpres produktif usaha mikro
Sementara itu, Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni menjelaskan, di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, memang sudah saatnya bagi UMKM lokal untuk memanfaatkan platform digital. Hal itu dilakukan untuk memudahkan UMKM lokal bertahan di tengah pandemi sekaligus menjangkau pasar yang lebih luas.
Menurutnya, kolaborasi semua pihak juga harus dilakukan karena dinilai sangat penting dalam mendukung Usaha Mikro Kecil Menengah daerah berjuang melawan pandemi COVID-19.
"Misalnya dalam bentuk pendampingan mengenai berbisnis daring atau penyediaan halaman khusus bagi UMKM daerah di platform Tokopedia, seperti digitalisasi pasar tradisional ‘Pasar Cikurubuk Online’ yang telah kami lakukan bersama Pemkot Tasikmalaya," katanya.
Selain itu, Astri Wahyuni menambahkan, kolaborasi dengan pemerintah daerah dengan memanfaatkan ekosistem digital juga mampu melahirkan inovasi.
"Kami berharap bisa berkolaborasi dengan Pemprov Bali untuk mempercepat digitalisasi layanan publik, seperti pembayaran PBB, E-samsat, PDAM dan pajak daerah lainnya untuk menjaga pendapatan daerah namun tetap mempertimbangkan protokol kesehatan," ujarnya.
UMKM Bali manfaatkan 'platform digital' selama COVID-19
Kamis, 10 September 2020 17:09 WIB