Legian (Antara Bali) - Sistem pertahanan dunia maya atau "cyber defense" di Indonesia masih relatif lemah sehingga sangat rentan dibobol oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Oleh karena itu harus ditingkatkan, salah satu caranya meningkatkan kesadaran pentingnya 'cyber defense' kepada semua pihak. Dan dalam pertemuan ini kami memberikan pemahaman tentang pentingnya hal itu kepada semua pihak," kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A Iskandar, di sela-sela acara Technical Colloquium, di Legian, Kuta, Jumat.
Dia menjelaskan, selama ini banyak orang di Tanah Air ini tidak menyadari jika data penting yang dimiliki telah dibajak dan diserang virus. Itu hanya contoh kecil lemahnya sistem pertahanan informasi di negeri ini.
"Nah sekarang bagaimana jadinya jika sistem informasi penting milik negara dijebol oleh pihak tak bertanggung jawab, seperti sistem informasi administrasi kependudukan, pemilihan umum, pertahanan dan keuangan, maka tentu bisa mengacaukan tatanan kehidupan di negeri ini bahkan menimbulkan kekacauan," ucapnya.
Marzan mengatakan, pemahaman tentang hal tersebut dibahas saat ini agar pemerintah dan semua pihak memberikan perhatian yang lebih sehingga segera dipersiapkan sistem pertahanan dunia maya sebagai bagian dari ketahanan nasional.
Menurut dia, "cyber crime" tersebut semakin besar peranannya ke depan dalam pertahanan negara dari berbagai ancaman sehingga harus disiapkan pembangunan sistem itu oleh pihak yang berkepentingan di Indonesia.(IGT)
"Cyber Defense" Di Indonesia Lemah
Jumat, 30 Maret 2012 13:15 WIB