Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) yang terbentuk di provinsi setempat dapat membangkitkan perekonomian atau menggeliatkan transaksi di pasar tradisional, di tengah menjamurnya pasar modern.
"Menjamurnya toko modern di tengah masyarakat hampir membuat pasar tradisional kehilangan pemasaran dan ditinggalkan masyarakat," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat menerima audiensi Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), di Denpasar, Selasa.
Namun, lanjut dia, kondisi menjamurnya pasar modern ini tidak boleh menyurutkan niat pemerintah maupun berbagai pihak untuk terus kembali menggeliatkan transaksi di pasar tradisional.
"Mereka yang berjualan di pasar tradisional rata-rata adalah masyarakat Bali yang memang menjual dan mengutamakan produk lokal, sehingga tentunya dapat membangkitkan perekonomian daerah," ujar pria yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Provinsi Bali itu.
Baca juga: Dekranasda Bali dorong pasar modern pasarkan produk UMKM
Dengan adanya organisasi Ikatan Pedagang Pasar Indonesia untuk wilayah Bali, Wagub Cok Ace berharap ke depannya pedagang yang ada di pasar tradisional dapat melakukan persaingan yang sehat agar tidak terjadi tumpang tindih harga antara yang satu dengan yang lain.
"Salah satunya diberlakukannya kesepakatan harga, pengelompokan jenis dagangan dengan baik dan manajemen perlindungan yang spesifik terhadap pelaku usaha atau pedagang," ucap pria yang juga penglingsir (tokoh) Puri Ubud, Kabupaten Gianyar itu.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Pedagang Pasar Indonesia untuk Bali Sudadi Murtado mengatakan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) sudah terbentuk sejak 2017 lalu.
Sedangkan IKAPPI di Bali termasuk yang termuda karena baru terbentuk sebulan lalu, sedangkan di Indonesia sudah terbentuk 34 IKAPPI. "Tujuan IKAPPI di Bali ini adalah untuk memperjuangkan hak-hak pedagang di Provinsi Bali dalam satu wadah bersama," kata Sudadi.