Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 394 mahasiswa Institut Seni Indonesia Denpasar mengikuti kuliah kerja nyata tahun 2020 di desa asal atau tempat tinggal masing-masing, yang diharapkan mampu menjadi sarana penggerak partisipasi aktif dalam mencegah COVID-19 dengan mengangkat program seni budaya yang menjadi unggulan masyarakat setempat.
"Meskipun KKN kali ini dilaksanakan di daerah masing-masing, ini tidak akan menyurut makna atau niat kami untuk membantu masyarakat desa, hanya aktivitasnya saja yang berbeda," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum saat Pembukaan Program Kegiatan Kuliah Kerja Nyata ISI Denpasar Tahun 2020 secara daring di kampus setempat, di Denpasar, Kamis.
Menurut Prof Arya, dengan KKN di desa masing-masing, perbekel (kepala desa) juga akan lebih leluasa mengajak mahasiswa tersebut untuk berdiskusi karena sekaligus merupakan masyarakat setempat.
KKN untuk tahun ini dilaksanakan selama sebulan penuh dari 1-30 Agustus 2020. Sebanyak 394 mahasiswa peserta KKN (385 mahasiswa program reguler dan sembilan non-reguler) berasal dari 12 Program Studi di ISI Denpasar, sebelumnya sudah memiliki program kerja masing-masing yang sudah intensif dikoordinasikan dengan dosen pembimbing.
Baca juga: Dua guru besar baru ISI Denpasar ditetapkan saat Dies Natalis XVII
Selain kegiatan KKN yang sesuai dengan bidang ilmunya, Prof Arya berharap mahasiswa ISI Denpasar bisa membantu hal-hal yang lain, yang menjadi kebutuhan Satgas COVID-19 di desa. Hal ini sesuai dengan tema KKN yakni "Melalui KKN ISI Denpasar Pada Masa Pandemi COVID-19, Turut Memberikan Edukasi Melalui Seni Budaya".
"Misalnya yang Prodi Desain Grafis dengan membuat pengumuman terkait pencegahan penularan COVID-19 yang artistik dan bagus," ucap Guru Besar Seni Karawitan itu.
Sedangkan untuk yang Prodi Tari dan Karawitan tentunya melatih warga desa menari dan juga menabuh, tetapi tidak melibatkan banyak orang. Jika pun melibatkan banyak orang, nanti akan dilaksanakan secara bergilir.
Prof Arya mengingatkan peserta KKN dari kampus seni "pelat merah" itu untuk melaksanakan kegiatan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, menjaga etika dan nama baik lembaga, serta menjalin komunikasi yang baik dengan kepala desa/lurah, bendesa adat (pimpinan desa adat) dan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana KKN Mahasiswa ISI Denpasar Tahun 2020 Dr Drs I Ketut Muka P, MSi mengatakan KKN kali ini yang dilaksanakan di desa masing-masing, jika ingin mahasiswa ingin menciptakan karya seni, tetap mengacu pada protokol kesehatan, bisa dengan teknik daring ataupun pertemuan manual dengan jumlah peserta yang terbatas.
"Untuk sistem penilaiannya tetap seperti biasa, seperti dalam KKN biasa tetap membuat laporan dari hasil program kerja. Bedanya, kegiatan KKN harus mandiri tiap mahasiswa, tidak boleh dilaksanakan berkelompok seperti KKN tahun-tahun sebelumnya. Hal ini untuk menghindari adanya kerumunan," ucapnya.
Baca juga: ISI Denpasar padukan kuliah daring dan konvensional di tengah COVID-19
Ketua Lembaga Penelitian Pengembangan Pendidikan (LP2MPP) ISI Denpasar Ni Made Arshiniwati menambahkan, jika sebelumnya pihak kampus yang menentukan lokasi KKN, tetapi sekarang ini memang di desa masing-masing.
Menurut dia, meskipun kondisi pandemi COVID-19, KKN memang tetap harus dijalankan karena itu merupakan mata kuliah yang tidak bisa dibatalkan
"Polanya saja yang sedikit diubah dengan dilenturkan, kegiatan bisa dilaksanakan dengan memadukan daring dan langsung. Jika tatap muka tentu tetap harus mengikuti protokol kesehatan," kata
Apresiasi disampaikan Lurah Sumerta I Wayan Eka Apriana mengatakan tema pelaksanaan KKN ISI Denpasar kali ini sangat berkorelasi dengan situasi pandemi saat ini.
394 mahasiswa ISI Denpasar laksanakan KKN di desa cegah COVID-19
Kamis, 30 Juli 2020 18:27 WIB