Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati memaparkan dan meyakinkan kesiapan pariwisata daerah setempat untuk menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (Tatanan Kehidupan Era Baru) di tengah pandemi COVID-19 kepada kalangan pebisnis dan pemerintahan dari India.
"Saat ini, industri pariwisata sudah menerapkan protokol kesehatan dan pencegahan COVID-19, yang tidak hanya bertujuan untuk melindungi wisatawan, namun juga para pekerjanya," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat menjadi pembicara seminar virtual bertemakan "Bali in the Era of New Normal" itu di Denpasar, Selasa.
Pada acara yang digagas Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Mumbai, India, itu dia meyakinkan pasar India bahwa pariwisata Bali sudah siap menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (Tatanan Kehidupan Era Baru) sesuai dengan standar protokol kesehatan dan protokol pencegahan COVID-19.
Baca juga: Sanur terapkan protokol kesehatan menuju kehidupan normal baru
Ia menambahkan pemerintah bersama dengan asosiasi pariwisata sudah menyiapkan sertifikat Adaptasi Kebiasaan Baru (Tatanan Kehidupan Era Baru) bagi industri pariwisata.
"Jadi industri pariwisata seperti hotel, restoran, travel agent, dan transportasi bisa mengajukan sertifikat dan diverifikasi oleh Dinas Pariwisata beserta dengan asosiasi pariwisata ke tempat usahanya. Untuk mendapatkan sertifikat ini sektor pariwisata harus memenuhi standar yang ditetapkan WHO yaitu Cleanliness, Safety dan Health (CSH)," ujarny pada acara yang dipandu Konsul Jenderal Mumbai Agus P Saptono itu.
Hal tersebut, menurut dia, sebagai jaminan untuk para wisatawan sehingga mereka bisa nyaman selama berwisata di Bali di tengah pandemi ini.
Baca juga: Traveler: cek zona dan kebijakan objek sebelum berwisata saat normal baru
Sarana dan prasarana Bali, tambah dia, sudah memadai untuk menunjang Adaptasi Kebiasaan Baru (Tatanan Kehidupan Era Baru) ini. Selain itu, beberapa rumah sakit rujukan COVID-19 sudah tersedia dan siap jika ada kemungkinan terburuk dengan fasilitas memadai serta tenaga kesehatan yang andal.
Cok Ace yang juga merupakan tokoh pariwisata ini mengatakan keberhasilan Bali menekan angka positif COVID-19 dikarenakan langkah pemerintah yang bekerja sama dengan desa adat membentuk Satgas Gotong Royong.
"Kolaborasi ini bahu membahu ikut menjaga setiap sudut Bali sehingga angka kasus COVID-19 termasuk rendah di Indonesia, padahal Bali adalah wilayah yang sangat terbuka, khususnya untuk wisatawan," katanya pada acara yang menghadirkan pembicara seperti Direktur Konstruksi dan Operasional ITDC AA Ngurah Wirawan, Norma Aulia dari Garuda Indonesia serta GM PACTO Freddy Rompas.
Baca juga: BI: perekonomian Bali 2020 terkontraksi akibat COVID-19
Dia berharap masyarakat India bisa tertarik lagi untuk berwisata ke Bali mengingat sebelum pandemi ini, India menjadi salah satu negara yang wisatawannya paling banyak datang ke Bali.
"Sebelum pandemi ini banyak penerbangan langsung dari Bali ke berbagai kota di India, namun selama pandemi sempat terputus karena kebijakan pemerintah masing-masing. Saya harap di era new normal ini kerja sama di bidang pariwisata dari kedua belah pihak bisa ditingkatkan lagi," ujarnya.
Sebelumnya Konjen Mumbai Agus P Saptono mengatakan tujuan pertemuan virtual ini adalah untuk menjalin kembali hubungan pariwisata kedua belah pihak.
Kenapa Bali dipilih, karena pulau ini merupakan ikon pariwisata Indonesia serta menjadi tujuan utama wisatawan mancanegara terutama bagi wisatawan India.
"Selain itu, Bali juga ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai 'pilot project' untuk penerapan pariwisata era Adaptasi Kebiasaan Baru (Tatanan Kehidupan Era Baru) di Indonesia," katanya.
Terlebih lagi pemerintah sudah memutuskan untuk membuka sektor industri dan bisnis untuk wilayah domestik Indonesia saja pada tanggal 9 Juli mendatang, disusul dengan pembukaan untuk internasional September mendatang.
Baca juga: Normal baru, Klungkung bentuk tim verifikasi destinasi wisata
Ia berpendapat, meskipun kurva di Indonesia belum menunjukkan pelandaian, namun pemerintah sudah memutuskan untuk hidup berdampingan dengan virus ini, dalam artian hidup harus tetap jalan dan bisnis harus digerakkan, tentu saja dengan standar-standar yang sesuai dengan WHO yaitu CSH.
Sektor pariwisata menurut dia cukup penting digerakkan karena sektor ini bisa menunjang sektor perekonomian lainnya. Apalagi tercatat selama ini pariwisata telah memberikan kontribusi cukup besar untuk perekonomian Indonesia.
"Pariwisata telah menyumbangkan sekitar 4-9 persen pendapatan untuk negara dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 11 juta orang di Indonesia. Oleh karena itu, sektor ini harus digerakkan lagi terutama di Bali yang mengandalkan sektor utama sebagai pendapatan tertinggi," katanya.
Sementara itu pembicara yang lain juga menyatakan kesiapannya mendukung era Adaptasi Kebiasaan Baru (Tatanan Kehidupan Era Baru) ini. Seperti yang dipaparkan oleh AA Ngurah Wiriawan dari ITDC Nusa Dua, bahwa pihaknya telah menyiapkan beberapa hal terkait penerapan protokol Adaptasi Kebiasaan Baru (Tatanan Kehidupan Era Baru) ini.
"Segala fasilitas sudah menunjang untuk penerapan protokol Adaptasi Kebiasaan Baru (Tatanan Kehidupan Era Baru) ini, bahkan sudah ada fasilitas rumah sakit dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk kemungkinan terburuk," ucap Wiriawan.
Baca juga: Buleleng bentuk tim verifikasi pariwisata masuki Normal Baru
Norma Aulia dari pihak Garuda Indonesia menyatakan perusahaannya menyambut baik rencana kedua belah pihak untuk menjalin kerja sama lagi di sektor pariwisata.
"Garuda Indonesia siap untuk mendukung rencana tersebut dengan membuka penerbangan langsung dari Bali dan India," ucapnya.
Wagub yakinkan India terkait kesiapan pariwisata Bali
Selasa, 7 Juli 2020 20:41 WIB