Denpasar (ANTARA) - Regional CEO Bank Mandiri Regional XI Bali dan Nusa Tenggara Herinaldi mengatakan pada triwulan I tahun 2020, di tengah pandemi COVID-19, Bank Mandiri masih menunjukkan kinerja yang sehat.
"Sampai dengan Maret 2020 pertumbuhan kredit ritel sebesar 15,19 persen, dari Rp10,96 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp12,63 triliun di Maret 2020, dengan NPL gross terjaga di level 1,56 persen," kata Herinaldi dalam acara perkenalan bersama awak media, di Sanur, Denpasar, Jumat (3/7).
Pihaknya memproyeksikan dampak pandemi COVID-19 tersebut baru akan terlihat pada pencapaian kinerja triwulan II 2020.
Bank Mandiri juga memiliki konsistensi dalam mengembangkan segmen UMKM di wilayah Bali dan Nusa Tenggara Kredit UMKM hingga Maret 2020 mencapai Rp4,48 triliun, tumbuh 19,17 persen secara yoy.
Untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR), selama tahun 2020 hingga Bulan Maret (YtD), total KUR yang disalurkan mencapai Rp415,56 miliar tumbuh 51,82 persen yoy dengan jumlah penerima sebanyak 3.634 debitur.
"Saat ini kami terus berupaya menjaga kualitas aset dan bisnis karena pandemi ini sangat berpotensi memberikan dampak bagi bisnis perseroan," ujar Herinaldi.
Untuk menekan dampak pandemi COVID-19, Bank Mandiri juga mendukung upaya restrukturisasi debitur terdampak COVID-19. Hingga saat ini jumlah debitur yang mengajukan restrukturisasi memang sebagian besar UMKM dan ritel.
Sampai dengan 31 Mei 2020, di wilayah Bali & Nusa Tenggara Bank Mandiri telah melakukan restrukturisasi terhadap lebih dari 21.528 debitur dengan nilai Rp3,2 triliun atau 27 persen dari total kredit Bank Mandiri.
Dari total debitur yang di restrukturisasi, 92 persen diantaranya merupakan debitur segment SME dan Mikro dengan nilai sebesar Rp2.5 triliun.
Dan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 11/POJ.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian sebagai Kebijakan Countercyclical di tengah pandemi COVID-19, skema yang kami lakukan untuk melakukan restrukturisasi debitur antara lain penundaan angsuran pokok dan bunga (grace period), perpanjangan tenor, dan
perubahan angsuran.
Secara nasional, Bank Mandiri masih mampu membukukan laba bersih sebesar Rp7,92 triliun, tumbuh 9,44 persen dibanding Maret 2019 yang tercatat Rp7,23 triliun. Capaian ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan berbasis biaya sebesar Rp7,74 triliun di Maret 2020, tumbuh 23,95 persen dibanding Maret 2019 yang sebesar
Rp6,24 triliun.
Pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 14,20 persen dari Rp790,5 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp902,7 triliun di Maret 2020, dengan NPL gross terjaga di level 2,36 persen.
Portofolio kredit di segmen wholesale (bank only) sampai dengan Maret 2020 mencapai Rp513 triliun atau tumbuh 17,92 persen YoY. Sementara pada segmen retail (bank only) sebesar Rp273,1 triliun, tumbuh 9,47 persen secara tahunan.
Bank Mandiri juga memiliki konsistensi dalam mengembangkan segmen UMKM. Kredit UMKM hingga Maret 2020 mencapai Rp 89,2 triliun, tumbuh 6,90 persen secara yoy, kepada lebih dari 929 ribu pelaku UMKM.
Untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR), selama tahun 2020 hingga Bulan Maret (YtD) , total KUR yang disalurkan mencapai Rp6,58 triliun, tumbuh 27,2 persen YoY dengan jumlah penerima sebanyak 79.060 debitur.
Dorong pertumbuhan UMKM dengan Mandiri Pintar
Bank Mandiri juga mengenalkan platform digital kredit mikro, Mandiri Pintar (Pinjaman Tanpa Ribet) untuk mendorong pertumbuhan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Tanah air. Launching tersebut dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada 29 Juni 2020 dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan penyebaran COVID-19.
"Mandiri Pintar merupakan inovasi Bank Mandiri dalam mendigitalisasi pengajuan kredit mikro produktif agar mampu menggairahkan bisnis segmen UMKM," ujar Regional CEO XI Bali dan Nusa Tenggara Bank Mandiri Herinaldi.
Mandiri Pintar (Pinjaman Tanpa Ribet) memberi solusi kepada nasabah karena proses cepat sehingga nasabah tidak perlu direpotkan lagi dengan permintaan data dan dokumen.
"Melalui aplikasi ini, tenaga pemasaran mikro dapat langsung memproses pengajuan kredit melalui smartphone kepada nasabah dalam waktu yang lebih cepat, yaitu hanya 15 menit setelah tenaga pemasaran mengajukan data debitur melalui Mandiri Pintar. Aplikasi ini juga dapat melayani pengajuan kredit mikro produktif baru maupun top up kredit mikro produktif eksisting," ujar Herinaldi.
Nasabah maupun masyarakat, lanjut dia, juga tidak perlu mendatangi kantor cabang Bank Mandiri untuk mengajukan kredit mikro. Sebab, melalui aplikasi ini, tenaga pemasaran mikro Mandiri yang saat ini berjumlah lebih dari 6.700 orang yang tersebar di seluruh Indonesia, dapat memproses kredit langsung dari lokasi nasabah berada.
Layanan mikro digital platform ini juga menjadi salah satu inisiatif Bank Mandiri dalam mendukung upaya pemerintah dalam percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, khususnya melalui penyaluran kredit mikro produktif.
Sejak tahun 2008, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR kepada sekitar 1,65 juta Debitur dengan jumlah kredit mencapai Rp97,65 triliun. Selain KUR, selama tahun 2020, Bank Mandiri juga telah menyalurkan KUM kepada 301.453 Debitur dengan nilai sebesar Rp13,2 triliun.
Khusus di wilayah XI, Bank Mandiri telah menyaluran KUR sebesar RP 1.9 triliun kepada 7.037 debitur dan KUM sebesar Rp 326 Milyar kepada 27.230 debitur per Mei 2020.
Mandiri Regional XI Bali dan Nusa Tenggara tunjukkan kinerja sehat di tengah pandemi
Sabtu, 4 Juli 2020 17:12 WIB