Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bali menggandeng 10 komunitas seni untuk terlibat dalam pentas seni virtual dalam rangkaian peringatan Bulan Bung Karno Tahun 2020 sekaligus menjadi wadah bagi kreativitas seniman di tengah pandemi COVID-19.
"Masyarakat atau netizen menyambut kegiatan tersebut dengan antusiasme tinggi, bahkan tidak sedikit yang melontarkan komentar positif. Artinya, pergelaran virtual bertajuk 'Bung Karno dan Bali' ini diterima masyarakat," kata Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutannya pada pentas virtual tersebut di Denpasar, Senin.
Orang nomor satu di Pemprov Bali itu berharap dengan pergelaran virtual ini, seluruh krama (masyarakat) Bali, khususnya generasi penerus, semakin menjiwai ajaran Bung Karno yang merupakan Bapak Bangsa.
Pentas virtual "Bung Karno dan Bali" ditayangkan perdana bertepatan dengan peringatan 50 tahun wafatnya Ir Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, dengan memanfaatkan kanal media sosial youtube Pemprov Bali dan Disbud Prov Bali pada Minggu (21/6).
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Wayan "Kun" Adnyana menyampaikan apresiasi atas partisipasi seluruh komunitas yang terlibat.
"Atas nama Pemerintah Provinsi Bali, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasinya. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada tim pendukung, antara lain penyair Warih Wisatsana, pekerja seni Kadek Wahyudita, Indra Parusha, Iwan, serta tim kameramen dan editor, sehingga pergelaran seni virtual yang dimaksud berjalan lancar," ujarnya.
Menurut Kun Adnyana, mereka sepenuhnya tampil dengan sukarela dan penuh suka cita untuk merayakan semangat Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia Bung Karno dengan tanpa biaya.
"Ini kerja gotong royong kita dalam mengaktualisasikan ajaran Trisakti Bung Karno untuk Menyongsong Bali era baru," ucap pria yang juga akademisi ISI Denpasar itu.
Pergelaran seni virtual berdurasi 50 menit yang memadukan pentas teater, musikalisasi puisi, kesenian tadisional dalam teknik sinematografi itu diawali dengan pembacaan puisi "Ode Bagi Bung Karno" oleh penyair Warih Wisatsana diiringi dentingan nada gangsa serta alunan suara kidung.
Berikutnya, Komunitas Mahima berjudul "Nyoman Rai Srimben" dengan pengambilan gambar berlokasi di Bale Agung Buleleng, tempat kelahiran Ida Ayu Nyoman Rai Srimben, Ibunda Bung Karno, dengan puisi dan iringan gitar yang dipadu nyanyian. Kemudian SLBN 1 Badung menampilkan musikalisasi puisi berjudul "Aku Melihat Indonesia" yang mengambil lokasi di Aula SLBN 1 Badung.
SMAN 3 Denpasar menampilkan karya seni berjudul "Pelecut Baja" bertempat di Aula SMAN 3 Denpasar, menyajikan alat muasik tradisional seperti suling yang dipadu dengan gamelan Bali dan musik modern. Sementara SMKN 5 Denpasar menyajikan garapan berjudul "Minum Seni dan Kultur" menampilkan garapan tari dan vokal, diiringi gamelan Bali. Penabuh nampak memakai masker yang menawan berwarna merah dan putih.
Sanggar Gumiart menampilkan garapan berjudul "Merajut Adab Nusantara" yang menampilkan lima penari wanita dengan permainan kipas, dan wastra songket. Sebagai pengiring kendang, suling yang dipadu dengan musik modern. SMKN 3 Sukawati mengangkat garapan berjudul "Spirit Bung Karno" dengan memadukan semua unsur seni, seperti tari, tembang, musik, seni vokal, teater, puisi, dan pedalangan.
Teater Selem Putih menampilkan teater dengan judul "Sarinah" dengan lokasi di Studio Teater Selem Putih Buleleng yang menyindir kaum politisi yang sengaja menirukan penampilan mirip Bung Karno, namun tidak mengamalkan ajarannya, seperti Trisakti. Pertunjukan ditutup dengan penampilan Grup Band Mr Botax yang berjudul "Bung Karno Bapak Bangsa".