Bandung (Antara Bali) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar bekerja sama dengan Bandung TV menggelar Lomba Presenter Bahasa Sunda dalam rangka memperingari Hari Bahasa Ibu yang jatuh pada 21 Februari 2012.
Kegiatan lomba presenter berbahasa Sunda itu digelar 22-25 Februari 2012 di Bandung Indah Plaza Jalan Merdeka Kota Bandung.
Peserta lomba adalah remaja putra maupun putri dengan kategori remaja 16-18 tahun dan kategori dewaa 19-21 tahun. Setiap peserta wajib fasih berbahasa Sunda, memiliki pengetahuan dan wawasan luas serta lainnya.
Kegiatan yang bertema "Basa Sunda Basa Urang Sarerea" itu digelar dalam rangka menyalurkan bakat dan kemampuan remaja Jawa Barat untuk menjadi presenter dengan menggunakan Bahasa Ibu di daerahnya yakni Bahasa Sunda.
Sementara itu Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Jabar, Ny Wiana Sondari menyebutkan, peringatan Bahasa Ibu tidak semata kepada kemampuan anak-anak dalam berbahasa ibu, namun juga bahasa anak menggambarkan kearifan seorang ibu yang menuturkan pertama kepada anaknya.
Bahasa Bali
Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional ditetapkan oleh UNESCO (badan PBB tentang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan) pada 21 Februari 1999 sebagai upaya pelestarian bahasa daerah yang terancam punah karena ditinggalkan penuturnya. Bahasa daerah ditinggalkan penuturnya akibat globalisasi dan perkembangan teknologi.
Pada 2008 jumlah bahasa di dunia 6.912. Dari sejumlah itu, Indonesia menduduki peringkat kedua (741 bahasa) setelah Papua New Guinea (820 bahasa). Sebagian besar dari 741 bahasa itu adalah bahasa daerah dan yang paling banyak penuturnya adalah bahasa Jawa.
Dalam Summer Institute of Linguistics 2006 disebutkan tentang peringkat bahasa dengan jumlah penutur terbanyak di Indonesia. Peringkat tersebut menunjukkan Bahasa Jawa 75,6 juta penutur, Bahasa Sunda 27 juta penutur.
Bahasa Madura 13,7 juta penutur, bahasa Minangkabau 6,5 juta penutur, bahasa Batak 6,2 juta penutur, bahasa Bali 3,8 juta penutur, bahasa Bugis kurang dari 4 juta penutur, bahasa Aceh 3 juta penutur, bahasa Betawi/Kreol 2,7 juta penutur, bahasa Sasak 2,1 juta penutur, bahasa Makassar 2 juta penutur, bahasa Lampung kurang dari 1,5 juta penutur dan bahasa Rejang kurang dari 1 juta penutur.(*/T007)