Singaraja (ANTARA) - Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana memutuskan untuk menerapkan karantina di Desa Bondalem, sekaligus menyalurkan sembako bagi warga ke desa itu setelah ditemukannya 16 kasus positif COVID-19 di desa setempat.
"Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng memiliki kewajiban menyiapkan bantuan pangan untuk warga di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula," kata Bupati setelah rapat koordinasi di Pemkab Buleleng, Minggu.
Dalam rapat koordinasi itu diputuskan setiap orang akan mendapatkan bantuan berupa beras 0,4 kilogram, 3 butir telur, 2 dus mi instan, dan minyak goreng.
Baca juga: 128 pedagang Pasar Desa Bondalem-Buleleng jalani tes cepat COVID-19
Bupati mengatakan penetapan karantina Desa Bondalem diberlakukan sejak Minggu, (3/5) sore. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil pemeriksaan swab yang hasilnya belasan pedagang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.
Ia menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan swab yang diterima Gugus Tugas Buleleng pada Sabtu, 2 Mei 2020, ada 16 orang yang hasilnya terkonfirmasi positif COVID-19.
Mereka yang terpapar adalah 14 orang pedagang, satu orang keluarga PDP 18, dan seorang lagi adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Baca juga: 30 pekerja migran Desa Bondalem-Buleleng jalani "rapid test"
“Jadi saya minta semua masyarakat di Bondalem untuk diam di rumah selama 14 hari. Jadi tidak ada interaksi sosial, ekonomi dan sebagainya. Konsekuensinya tidak ada interaksi keluar masuk Desa Bondalem,” ujarnya.
Bupati Suradnyana juga menginstruksikan Perbekel (Kepala Desa) Bondalem untuk melakukan pendataan kepada warganya guna mengoptimalkan pemberian bantuan sembako. Selain itu, juga memaksimalkan proses tracing terhadap keluarga pasien terkonfirmasi positif.
"Perbekel Bondalem sudah saya minta untuk melakukan pendataan terhadap jumlah warga disana dan agar disampaikan berapa masyarakat yang mampu dan masyarakat yang kurang mampu," tuturnya.
Baca juga: Perbekel se-Tejakula-Buleleng diminta awasi "pintu masuk" desa
Khusus di Banjar Celagi Batur, Desa Bondalem Kecamatan Tejakula, ada 94 orang dari 28 Kepala Keluarga (KK) diberlakukan karantina secara tertutup selama 14 hari. Ke-94 orang tersebut tidak diperkenankan keluar rumah, namun makanan siap saji akan disediakan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Buleleng.
Untuk warga Desa Bondalem lainnya selama masa karantina desa tidak diperkenankan keluar Desa Bondalem dan warga dari desa lain juga tidak diperkenankan masuk ke Desa Bondalem untuk sementara waktu.
Warung-warung makan, warung kopi, atau warung kecil lainnya tidak dibuka dulu, kecuali penjual sembako, penjual gas boleh buka namun tetap terbatas. "Semua ini akan diawasi oleh seluruh aparat keamanan yang ada di Kabupaten Buleleng," imbuhnya.
Baca juga: Bupati Buleleng pantau langsung "rapid test" pekerja migran di hotel
Sementara itu, Sekda Buleleng Gede Suyasa selaku Sekretaris Gugus Tugas Percapatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Buleleng mengaku akan segera membuat Surat Keputusan (SK) Bupati kepada Dinas Sosial sebagai acuan dasar pemberian sembako.
Suyasa mengatakan sudah melakukan estimasi biaya untuk seluruh warga Bondalem sebagai konsekuensi penerapan karantina desa.
“Pemkab Buleleng akan menyiapkan kurang lebih 102 ton beras untuk warga Desa Bondalem selama 14 hari, untuk dana pemberian sembako diperkirakan Rp38 miliar dengan rincian 15 ribu per orang. Namun, ini akan disesuaikan lagi dengan data dari Perbekel Bondalem warga mana saja yang berhak mendapatkan sembako,” paparnya.
Baca juga: Pemkab Buleleng datangkan 1.000 alat "rapid test"
Langkah lain yang dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Buleleng adalah melakukan penelusuran terhadap warga yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif. Penelusuran dilakukan mulai dari radius 300 sampai 500 meter dari tempat tinggal pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19.