Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan ketersediaan alat pelindung diri (APD), masker, dan "rapid test kit", untuk penanganan COVID-19 di Pulau Dewata hingga saat ini masih memadai jumlahnya.
"Untuk APD, bantuan dari Kepala BNPB sebanyak 12.500 unit dan telah dibagikan kepada semua RS rujukan sebanyak 12.300 unit," kata Koster yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali itu, di Rumah Jabatan Jayasabha, Denpasar, Rabu.
Dengan demikian, lanjut dia, masih tersedia APD sebanyak 200 unit dan sudah dilakukan pengadaan lagi sebanyak 4.000 unit, tetapi ini belum datang.
"Untuk bantuan 'rapid test kit' telah datang sebanyak 12.200 kit dan Bali akan mendapat tambahan lagi sebanyak 5.000 kit. Rapid test kit sudah dibagikan kepada semua RS Rujukan," ujarnya didampingi Sekda Bali itu.
Bantuan "rapid test kit" juga telah digunakan untuk menguji pekerja migran Indonesia yang baru datang ke Pulau Dewata sebanyak 6.174 Kit.
Pemprov Bali pun sudah melakukan pengadaan sendiri sebanyak 4.000 kit, tetapi yang baru datang 200 kit.
Baca juga: Pejabat Pemprov Bali siap sumbangkan ratusan ribu masker
Pihaknya sejauh ini juga masih menunggu kedatangan bantuan rapid test kit dari Pihak Ketiga (Temasek – Singapura) sebanyak 20.000 Kit. Bantuan tersebut sudah tiba dan sedang diproses di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Sedangkan untuk masker, Bali sudah menerima bantuan dari Kepala BNPB sebanyak 37.500 buah serta Masker N95 eks peristiwa Gunung Agung sebanyak 24.960 buah.
Di sisi lain, lanjut Koster, terkait dengan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Universitas Udayana yang mulai 7 April 2020 beroperasi sebagai RS khusus penanganan COVID-19 di Bali, jumlah kamar yang sudah siap untuk merawat pasien positif hingga saat ini sebanyak sembilan kamar.
Ditambah jumlah kamar yang sedang disiapkan untuk pasien positif sebanyak 40 kamar dengan 65 tempat tidur.
Sementara itu, jumlah kamar yang sedang disiapkan untuk PDP sebanyak 32 kamar (satu kamar dengan satu tempat tidur).
"Tentu saja disiapkan dokter spesialis, dokter umum, dan perawat sesuai kebutuhan. Penanganan COVID-19 di RS PTN Unud didanai dari APBD Semesta Berencana Provinsi Bali tahun 2020," kata Koster.
Koster menambahkan, dengan mulai berfungsinya RS PTN Unud itu, maka pasien PDP dan pasien positif COVID-19 yang baru tidak lagi dirawat di RSUD Kabupaten/Kota.
"Ini agar penyebaran COVID-19 semakin terkendali. Sedangkan pasien positif yang berat akan dirawat di RSUP Sanglah. Dengan demikian bisa kita lokalisir, dan tidak jadi beban kabupaten/kota di Bali," katanya.