Denpasar (Antara Bali) - Penyeludupan bahan bakar minyak (BBM) masih kerap terjadi di perbatasan NTT dengan Timor Leste.
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Leonard, Kamis di sela-sela Rapat Pimpinan (Rapim) Polda - TNI di gedung wali kota Denpasar mengatakan, penyelundupan yang sering terjadi tersebut merupakan penyeludupan tradisional dan tidak terorganisir.
"Di perbatasan ini, kami sering menangkap penyelundup tradisional dan mereka ini tidak terorganisir. Kebanyakan barang yang diselundupkan adalah bahan bakar seperti minyak tanah, bensin, solar. Karena di negara sebelah harganya jauh lebih mahal bisa tiga hingga empat kali lipat," katanya.
Menurut Leonard, akar permasalahan dalam aksi penyelundupan tersebut adalah masalah perkembangan ekonomi masyarakat di NTT.
"Kesejahteraan masyarakat itu harus diperhatikan, baik secara ekonomi, pendidikan, dan kesehatannya. Kalau kesejahteraan ini bisa didapatkan oleh mereka, maka penyelundupan itu akan hilang dengan sendirinya," ujarnya.
Leonard mengungkapkan, di perbatasan NTT - Timor Leste sekitar 50 kasus penyelundupan tertangkap sejak awal tahun 2012. Kebanyakan dari para penyelundup ini menggunakan modus membawa jerigen yang dilakukan perorangan.(PWD/IGT)