Tokyo (ANTARA) - Jumlah infeksi virus corona yang terkonfirmasi di Jepang mencapai 1.000 kasus, Rabu, sebagian besar dari kapal pesiar Diamond Princess, seiring pemerintah menegaskan kembali keinginan menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo pada Juli mendatang tetap sesuai rencana.
Lima infeksi baru yang dilaporkan pada Rabu sore di sejumlah lokasi di Prefektur Yamaguchi dan Hokkaido, menegaskan bahwa virus telah menyebar di seluruh negeri dan menimbulkan pertanyaan tentang apakah Olimpiade dapat dilanjutkan.
Juru bicara pemerintah mengatakan Jepang akan terus mempersiapkan diri untuk menyelenggarakan Olimpiade sesuai rencana, di tengah spekulasi bahwa acara olahraga itu mungkin ditunda karena ancaman virus corona.
"Kami akan terus melanjutkan persiapan sambil berkoordinasi erat dengan IOC (Komite Olimpiade Internasional) dan komite penyelenggara," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam konferensi pers rutin.
Baca juga: Jepang diizinkan tunda Olimpiade hingga akhir tahun 2020
Olimpiade dijadwalkan dibuka kurang dari lima bulan dan Ketua IOC Thomas Bach pada Selasa (3/3) menegaskan dukungannya untuk Olimpiade musim panas ini meskipun ada ancaman virus corona, yang memaksa para atlet untuk menyiapkan "tenaga penuh".
Meski begitu, ada kekhawatiran bahwa perhelatan olahraga tersebut mungkin ditunda atau dibatalkan.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah memerintahkan penutupan sekolah-sekolah bulan ini, perusahaan agar memungkinkan karyawannya untuk bekerja dari rumah, dan acara-acara olahraga dibatalkan atau tetap dimainkan di arena yang kosong.
Menteri Olimpiade Seiko Hashimoto memicu kekhawatiran terkait penundaan, dengan mengatakan bahwa kontrak Tokyo dengan IOC "dapat ditafsirkan sebagai memungkinkan penundaan" hingga akhir tahun---meskipun kemudian dia menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen menyelenggarakan acara yang akan dimulai 24 Juli itu.
Hashimoto juga menerangkan bahwa akhir Mei dapat menjadi waktu penting untuk membuat keputusan apapun terkait kemungkinan pembatalan.
Masa Takaya, jubir panitia Tokyo 2020, mengatakan pada Rabu bahwa pemerintah telah menegaskan komitmennya untuk melanjutkan Olimpiade, dan tidak ada tenggat waktu guna memutuskan penundaan.
"Kami telah diberitahu menteri Olimpiade bahwa dia benar-benar setuju dan Olimpiade akan berjalan sesuai rencana," ujar Takaya.
Dampak terhadap Acara
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan keyakinannya pada upaya Jepang dan mengharapkan adanya kemajuan, tetapi WHO tetap memantau perkembangan dan berbicara dengan IOC.
"Apa yang sudah kami setujui adalah untuk memantau situasi dan tentu saja bersama pemerintah Jepang, jika diperlukan tindakan apapun maka kami akan berdiskusi dengan pemerintah Jepang," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah konferensi pers pada Selasa (3//3).
Epidemi tersebut telah berdampak pada sejumlah acara terkait menjelang Olimpiade.
Kerumunan akan lebih kecil dan resepsi telah dibatalkan pada upacara penyalaan obor Tokyo 2020 di Olympia, Yunani, pekan depan ketika Komite Olimpiade Hellenic (HOC) memperkenalkan langkah-langkah perlindungan terhadap virus corona, kata dia pada Selasa.
Kota Tokyo sebagai tuan rumah Olimpiade telah menyaksikan 40 kasus, sementara infeksi telah dipastikan menyebar sejauh selatan Okinawa.
Pulau utara Hokkaido melaporkan tiga kasus baru pada Rabu, menjadikan jumlah total menjadi 82, atau yang tertinggi diantara prefektur di Jepang. Di Jepang barat, Ehime melaporkan kasus keduanya dan Yamaguchi mengumumkan kasus pertama.
"Mengingat bagaimana virus corona menyebar ke seluruh negeri, saya pikir itu hanya masalah waktu sebelum sebuah kasus dikonfirmasi di Yamaguchi," kata Tsugumasa Muraoka, gubernur prefektur, dalam sebuah konferensi pers.
"Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk mencegah penyebaran virus," katanya.
Dalam pernyataan terpisah pada Rabu, maskapai terbesar Jepang ANA Holdings dan saingan lokal Japan Airlines Co mengatakan mereka akan membatalkan beberapa penerbangan domestik antara 6-12 Maret karena permintaan perjalanan yang menurun.
Sumber: Reuters