Denpasar (ANTARA) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali I Wayan Mardiana bersama jajaran instansi terkait sedang mengupayakan berbagai strategi untuk mencegah masuknya ancaman Demam Babi Afrika atau penyakit African Swine Fever (ASF).
"Kita sudah bekerja sama dengan Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar dan Balai Besar Veteriner Denpasar atau BBVet, dan kita sudah membuat tim untuk siapa dan berbuat apa terkait mencegah ancaman tersebut," kata I Wayan Mardiana, saat dikonfirmasi di Kantor Dinas Peternakan, Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan ancaman penyakit ASF ini wajib dicegah untuk masuk ke Bali karena dapat mengakibatkan kematian yang tinggi. Selain itu, hingga saat ini belum ditemukan adanya obat atau vaksin yang bisa menanggulangi penyakit tersebut.
Pihaknya mengaku telah melakukan sosialisasi bersama para peternak babi dan juga instansi terkait untuk bersama - sama mencegah agar penyakit ini tidak masuk ke Bali.
I Wayan Mardiana menjelaskan telah melakukan pemetaan resiko terhadap 25 peternak babi yang memanfaatkan sisa-sisa makanan dari hotel, restoran dan katering.
Baca juga: Cegah Flu Babi Afrika, Karantina Denpasar tingkatkan pengawasan
Titik - titik pemetaan risiko ini ada di beberapa Kabupaten seperti di Marga Kabupaten Tabanan, Payangan Kabupaten Gianyar, Abiansemal dan Munggu di Kabupaten Badung, daerah Sesetan, Suwung, Penatih dan Pesanggaran untuk Kota Denpasar.
"Kenapa di daerah tersebut, karena di sana memelihara babi dalam jumlah banyak dan masih memberikan makan babi dari sisa bahan makanan hotel, restoran dan katering," katanya.
Salah satu strategi yang digunakan untuk mencegah masuknya penyakit African Swine Fever (ASF) yaitu pihaknya telah mengeluarkan surat edaran (SE) kepada dinas yang menangani fungsi peternakan di kabupaten/kota di Bali.
"Surat edaran itu berisi imbauan agar peternak babi tidak memanfaatkan sisa makanan dari hotel, restoran, katering atau pesawat yang terbang dari daerah yang rerinfeksi virus ASF, seperti Filipina dan China," jelasnya.
Selain itu melakukan kegiatan menjaga sanitasi, kebersihan kandang dan memberikan informasi kepada peternak babi untuk rutin memberikan vaksin okulela terhadap babinya.
"Untuk peternak babi juga agar tidak menjual ternak yang sedang sakit dan kalau ada ternak babi yang sakit agar segera menghubungi petugas sehingga segera bisa dilakukan tindakan," ucapnya.
Baca juga: Vietnam minta dunia perangi demam babi usai musnahkan 2 juta ekor
Pihaknya mengatakan bahwa kepada para wisatawan yang berkunjung ke Bali untuk tidak membawa makanan yang berasal dari babi. "pengiriman daging babi dari luar negeri ke Bali juga distop untuk sementara waktu," katanya.
I Wayan Mardiana juga meminta kepada petugas dari maskapai penerbangan untuk segera memusnahkan sisa makanan dari penumpang. "Tidak boleh sisa makanan itu dibuang, apalagi makanan itu sampai dibuang dan berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA),"ucapnya.
Arahan tersebut juga berdasarkan dari hasil diskusi yang dilakukan beberapa waktu lalu bersama otoritas bandara, maskapai penerbangan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali dan gabungan dari para peternak babi.
Ia menegaskan bahwa sampai saat ini belum ditemukan adanya ASF dan Bali masih aman. "Jadi saya ingin luruskan bahwa sampai saat ini masih aman-aman saja dari ASF," ucap Kadis Peternakan Bali.