Jakarta (ANTARA) - Manajer Tim Bulutangkis Indonesia Susy Susanti menuturkan, bahwa kemenangan Indonesia di nomor beregu Kejuaraan Dunia Junior (WJC) 2019 dengan membawa pulang Piala Suhandinata menjadi pembuktian bersejarah akan kualitas bulutangkis nasional.
"Perolehan ini sangat berarti, karena ini merupakan sejarah bagi Indonesia untuk pertama kalinya sejak 17 tahun bisa membawa pulang Piala Suhandinata," tutur Susy usai konferensi pers di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa malam.
Wanita yang juga menjabat Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI ini menilai bahwa kemenangan ini juga menjadi pembuka bagi pengakuan dari negara-negara lain bahwa Indonesia memiliki kualitas yang baik di bulutangkis.
Baca juga: Tim bulu tangkis Indonesia lanjutkan pertarungan di Korea Open
Baca juga: PP PBSI umumkan tim bulu tangkis Indonesia untuk SEA Games
Dia juga menceritakan, bahkan saat menjalani turnamen di Kazan, Rusia, banyak negara yang ingin berlatih dan bisa mendatangkan pelatih dari Indonesia.
"Ini jadi bukti bahwa bulutangkis kita diakui dunia," pungkas Susy menjelaskan.
Indonesia membawa pulang Piala Suhandinata untuk pertama kalinya setelah tiga kali gagal di final nomor beregu pada tahun 2013, 2014 dan 2015.
Diunggulkan di posisi pertama, Indonesia mendapat perlawanan sengit dari China yang merupakan unggulan kedua. Empat pertandingan final harus dilewati dengan rubber game dengan durasi lebih dari satu jam demi memperebutkan gelar tim beregu terbaik di kelas U-19 ini.
Poin pertama disumbang ganda campuran Daniel Marthin/Indah Cahya Sari Jamil setelah mengalahkan Feng Yan Zhe/Lin Fang Ling dengan skor 21-18, 18-21, 21-11, berlanjut kemenangan di partai kedua yang dicetak Putri Kusuma Wardani atas Zhou Meng dengan skor 21-18, 20-22, 21-14.
Indonesia nyaris menang sempurna 3-0 setelah Bobby Setiabudi berhasil menciptakan kedudukan 20-16 dan hanya butuh satu lagi champion point. Sayangnya Bobby harus mengakui keunggulan Liu Liang dengan skor 17-21, 21-17, 20-22.
Di partai keempat yang dimainkan ganda putri dadakan, Putri Syaikah/Febriana Dwipuji Kusuma, berhasil menjadi penentu kemenangan tim usai mengalahkan Li Yi Jing/Tan Ning dengan skor 16-21, 25-23, 21-13.
Di bawah Indonesia (medali emas) dan China (medali perak), Thailand dan Jepang meraih medali perunggu. Thailand dihentikan Indonesia di semifinal dengan skor 2-3, sedangkan Jepang dikalahkan China dengan skor 2-3.