Denpasar (ANTARA) - Real Estat Indonesia (REI) menyelenggarakan "Indonesia International Property Expo (IIPEX) 2019" pada empat kota, yakni Jakarta, Surabaya, Medan dan Denpasar, untuk memperkenalkan sektor properti di kalangan milenial.
Wakil Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara disela pameran tersebut di Denpasar Bali, Rabu, mengapresiasi kegiatan pameran sektor properti digelar di Denpasar, sehingga masyarakat perkotaan akan mengenal dimana saja sedang dikembangkan kawasan properti.
"Saya bangga dengan penyelenggaraan kegiatan pameran tersebut, sehingga masyarakat akan lebih mengenal pengembangan sektor properti itu, khususnya di Kota Denpasar. Terlebih beberapa waktu lalu Kota Denpasar dinobatkan menjadi kota termakmur se-Indonesia," ujarnya.
Ia mengatakan dengan adanya pameran properti di Kota Denpasar, artinya Denpasar memiliki tingkat huni yang baik, apalagi beberapa waktu lalu dinobatkan menjadi kota termakmur se-Indonesia.
Sementara itu, Ketua Panitia IIPEX 2019, Anak Agung Ngurah Ananta Wijaya mengatakan di Bali ada 22 anjungan developer REI dan bank sponsor yang partisipasi. Hal ini untuk mendorong penjualan perumahan di Bali.
"Target kami untuk pameran bisa tembus Rp100 miliar, dan kami optimistis. Kami yakin karena realisasi expo sebelumnya pada bulan Juli 2019 mencapai Rp70 miliar. Sementara untuk unit rumah, akan dijual baik rumah subsidi maupun non-subsidi. Mulai harga Rp158 juta hingga Rp2 miliar," katanya.
Menurut dia, untuk menarik minat milenial membeli rumah, pada expo ini terdapat kemudahan-kemudahan diantaranya uang muka Rp 5 juta, diskon Rp 25 juta serta free pagar, kanopi, batu sikat, dan lainnya.
Ia mengatakman pada pameran tersebut, sekitar 2.000 unit rumah subsidi yang siap dijual ke masyarakat di Bali. Sementara jika ditotal dengan empat kota yang ikut expo maka rumah subsidi mencapai 30 ribu unit. Sedangkan untuk rumah non-subsidi ada sekitar 1.000 unit lebih, dan jika digabung dengan empat kota mencapai puluhan ribu.
"Pameran properti di mal merupakan inisiasi dari DPP REI dan berkolaborasi dengan DPD REI di empat wilayah kota di Indonesia," katanya.
Secara terpisah, Ketua DPD REI Bali, Pande Agus Permana Widura mengatakan selama pameran akan ada tablet yang bisa menampilkan rumah yang tersedia antar-wilayah dan mempermudah transaksi antara developer dengan konsumen.
Pihaknya pun optimistis kebutuhan rumah akan selalu ada selama masih ada cinta (pernikahan). Apalagi kebutuhan rumah di Bali mencapai 200 ribu unit.
"Selama ada cinta, maka kebutuhan rumah akan ada. Karena akan hadir keluarga baru. Meski ketidakpastian ekonomi global dan nasional sangat berpengaruh bagi industri perumahan," katanya.
Bagi kaum milenial diberikan jangka waktu cicilan yang lebih panjang hingga 30 tahun. Konsumen bisa mengambil rumah subsidi dengan harga di bawah Rp200 juta maupun rumah komersil dengan harga Rp500 juta dan cicilan hanya Rp4 jutaan per bulan dengan tenor 14-20 tahun.
"Jika diperpanjang menjadi 30 tahun mungkin hanya Rp2,5 juta saja per bulan," kata Pande Agus Permana.
Ia mengatakan REI Bali menargetkan rumah subsidi dari awal tahun hingga akhir 2019 sebanyak 3.000 unit, sampai saat ini telah menembus 1.000 unit. "Pameran ini, juga ingin menekankan bahwa sudah waktunya kaum milenial memiliki rumah. Makanya ada cicilan dengan tenor hingga 30 tahun," bebernya.
REI menyasar kaum milenial yang berada pada rentang usia 25-30 tahun. Sehingga jangka waktu mencicilnya bisa lebih panjang dan biaya yang dikeluarkan lebih murah. "Hanya saja banyak kaum muda yang enggan atau takut mengambil rumah itu. Padahal sebenarnya kebutuhan rumah sangat penting ke depannya," ucapnya.